Jadikan Riau Pusat Tekstil Berkelanjutan Indonesia
Hingga saat ini, APR memang berkomitmen untuk menjadikan Riau sebagai pusat tekstil berkelanjutan, sekaligus membina ekosistem fesyen yang mengedepankan keberlanjutan.
Langkah ini pun sejalan dengan komitmen perseroan dalam proyek jangka panjang APR2030, yang menargetkan peningkatan nilai tambah di hulu industri, mendukung pertumbuhan kreativitas mode dalam negeri, dan memperluas akses industri lokal ke pasar global.
APR, sebagai bagian dari RGE adalah produsen serat viscose-rayon terintegrasi terbesar di Asia, yang beroperasi di Pangkalan Kerinci, Provinsi Riau, sejak 2019.
Dengan kapasitas produksi mencapai 300.000 ton per tahun, APR mengolah serat kayu alami dan terbarukan yang berasal dari hutan yang dikelola secara lestari dan telah tersertifikasi oleh Program for the Endorsement of Forest Certification (PEFC).
Serat viscose yang dihasilkan perusahaan tidak hanya ramah lingkungan, tetapi juga memiliki keunggulan fungsional seperti daya serap tinggi, kelembutan, dan sirkulasi udara yang baik, menjadikannya pilihan ideal untuk berbagai produk tekstil, terutama di negara tropis seperti Indonesia.
Presiden Direktur APR, Basrie Kamba, menyebutkan bahwa kehadiran APR di Riau bukan hanya untuk memenuhi kebutuhan pasar tekstil nasional, tetapi juga untuk memperkenalkan produk tekstil Indonesia ke pasar internasional.
Baca Juga
"APR mengedepankan konsep Everything Indonesia, yang mendorong penggunaan bahan baku berkelanjutan dalam produk tekstil domestik. Kami berharap Indonesia dapat menjadi pusat manufaktur tekstil global," ujarnya.
Viscose APR telah merambah lebih dari 20 negara, termasuk pasar utama di Asia Selatan dan Timur Tengah, seperti Bangladesh, Pakistan, dan Turki.
Kampanye Everything Indonesia yang digulirkan pihaknya telah menjadi platform untuk memperkuat posisi Indonesia sebagai pemasok bahan baku tekstil yang tidak hanya berkualitas tinggi, tetapi juga berkelanjutan.
Hal ini dibuktikan dengan peluncuran Jakarta Fashion Hub (JFH) pada 2020, sebuah ruang kolaboratif yang menjadi wadah bagi desainer dan pelaku usaha untuk mengembangkan fesyen berkelanjutan.
Di sini, para penggiat fesyen dapat terhubung langsung dengan pelanggan dan pemasok, memupuk kreativitas, dan mengedepankan identitas lokal dalam setiap rancangan mereka.
APR tidak hanya berfokus pada peningkatan kapasitas produksi, tetapi juga aktif membina desainer dan pengrajin lokal.
Melalui dukungan dalam berbagai ajang mode nasional seperti Jakarta Muslim Fashion Week (JMFW), APR memberikan kesempatan kepada talenta lokal untuk unjuk gigi di kancah nasional, membawa nama Riau dan kekayaan tradisi lokalnya ke panggung mode yang lebih luas.
"Salah satu tujuan besar APR adalah menjadikan Riau sebagai textile hub atau pusat fashion yang dapat bersaing di pasar global dan menjadi penyuplai utama serat tekstil berkelanjutan," ungkapnya.
Komitmen keberlanjutan APR pun tercermin dalam proyek APR2030, yang menetapkan serangkaian target ambisius untuk satu dekade ke depan. Program ini mencakup penciptaan manufaktur bersih, mendorong sirkularitas produk, dan memberdayakan masyarakat lokal.
Melalui kolaborasi yang konsisten dengan Asosiasi Pertekstilan Indonesia (API) Riau, APR tidak hanya memperkuat ekosistem lokal, tetapi juga membuka peluang bagi Riau untuk menjadi pusat industri tekstil yang berbasis pada kearifan lokal.
"Komitmen APR untuk mendukung tekstil berkelanjutan meliputi pemberdayaan para perajin tenun dan batik di Riau, serta pengembangan berbagai produk yang mendukung keberlanjutan. Kami percaya bahwa Riau memiliki potensi untuk menjadi pemain utama dalam industri tekstil global," ujar Basrie.
Dengan dedikasi untuk memperkuat kapasitas industri lokal, menjalin kolaborasi dengan berbagai pihak, dan mengutamakan aspek keberlanjutan, APR telah menetapkan landasan kuat untuk mewujudkan mimpi menjadikan Riau sebagai pusat tekstil Indonesia.
Lewat dukungan berkelanjutan dari APR ini, di masa depan Riau berpotensi menjadi ikon mode berkelanjutan yang menggabungkan tradisi dan inovasi modern—sebuah warisan yang akan dikenang sebagai kontribusi signifikan dalam sejarah industri tekstil Indonesia.