Bisnis.com, PADANG — Kondisi inflasi di Provinsi Sumatra Barat pada Oktober 2024 terkendali dengan baik yakni 1,65% secara yoy yang disebabkan komoditas bawang merah dan emas perhiasan.
Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Sumbar Sugeng Arianto mengatakan berdasarkan hasil pemantauan BPS di 4 kabupaten dan kota, pada Oktober 2024 terjadi inflasi yoy sebesar 1,65% atau terjadi kenaikan Indeks Harga Konsumen (IHK) dari 104,52 pada Oktober 2023 menjadi 106,24 pada Oktober 2024.
Dari 4 kabupaten dan kota itu, Inflasi yoy tertinggi terjadi di Kabupaten Dharmasraya sebesar 2,56% dengan IHK sebesar 106,81 dan terendah terjadi di Kota Padang sebesar 1,38% dengan IHK sebesar 106,18.
"Kalau dilihat secara mtm Sumbar mengalami inflasi sebesar 0,11%. Angka deflasi yang cukup besar sebenarnya," kata Sugeng dikutip dari data BPS, Jumat (1/11/2024).
Dia menjelaskan komoditas yang dominan memberikan andil/sumbangan inflasi yoy pada Oktober 2024 itu, mulai dari bawang merah, emas perhiasan, beras, hingga telur ayam ras.
Melihat kondisi inflasi Sumbar yang mengalami tren turun, Kepala Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Sumbar M. Abdul Majid Ikram menyampaikan kondisi inflasi tersebut merupakan hal wajar karena beberapa komoditas naik harganya.
Baca Juga
Dia mengatakan kondisi yang terjadi kini untuk komoditas bawang karena memang pasokan menurun. Kemudian untuk emas karena global uncertainty yang meningkat, sehingga ada kekhawatiran ekonomi dunia sehingga banyak yang berspekulasi ke emas.
"Bagi BI Sumbar perkembangan ini masih dalam koridor target, meskipun kami masih terus mendorong pemda untuk meningkatkan pasokan pangan khususnya memasuki Nataru," harapnya.
Menurutnya pada momen Nataru nanti kebutuhan akan meningkat, karena ada banyak kunjungan wisatawan. Untuk itu pemda perlu memastikan pasokan pangan aman dan cukup, sehingga tidak membuat inflasi di penghujung tahun.