Bisnis.com, PADANG — Kementerian PUPR telah menetapkan PT Hutama Karya (Persero) sebagai pemenang tender untuk proyek flyover atau jembatan layang Sitinjau Lauik di Provinsi Sumatra Barat.
Kepastian hal itu, telah dituangkan pada Surat Menteri PUPR Nomor PB 0201-Mn/991 tanggal 18 Oktober 2024 tentang Penetapan Pemenang Lelang Pengadaan Badan Usaha Pelaksana Proyek KPBU Pembangunan Flyover Panorama I (Sitinjau Lauik I).
Dari surat yang ditandatangani per tanggal 21 Oktober 2024 itu, proyek tahap pertama tersebut memiliki nilai investasi mencapai Rp2,79 triliun, dengan masa kerja 12 tahun 6 bulan, yang terdiri dari 2 tahun 6 bulan masa konstruksi dan 10 tahun masa layanan.
Anggota DPR RI Andre Rosiade yang merupakan legislatif dapil Sumbar menyatakan bahwa dengan adanya kepastian proyek flyover Sitinjau Lauik itu, akan menjadi agenda 100 hari pemerintahan Presiden RI Prabowo dan Wakil Presiden RI Gibran Rakabuming Raka.
"Kami telah membaca surat dari Kementerian PUPR. Semoga segera dapat direalisasikan peletakan batu pertama," kata Andre dalam akun media sosia pribadinya, Selasa (22/10/2024).
Sebelumnya Ketua DPD Partai Gerinda Sumbar ini juga menyebutkan bahwa penetapan Hutama Karya sebagai pemenang tender telah disampaikan, hanya saja ketika itu status masih negosiasi harga.
Baca Juga
Kemudian pada tanggal 21 Oktober 2024 kemarin, akhirnya Kementerian PUPR menyatakan bahwa segala ketentuan untuk proyek flyover Sitinjau Lauik sudah clear, dengan nilai investasi sebesar Rp2,7 triliun lebih.
Sementara itu, Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (Bappeda) Sumbar Medi Iswandi menyampaikan keberadaan flyover Sitinjau Lauik merupakan hal yang sangat penting ada.
Hal ini dikarenakan saat ini di Sitinjau Lauik rawan terjadi kecelakaan dan rawan tanah longsor, dan juga menjadi akses penting sebagai jalan nasional dari Jawa menuju Padang dan juga akses Padang—Solok.
"Flyover Sitinjau Lauik ini menjadi solusi bagi masyarakat yang ingin ke Solok. Dengan demikian bisa mengantisipasi terjadinya kecelakaan lalu lintas di Sitinjau Lauik itu," ujarnya.
Pembangunan infrastruktur, menurutnya, menjadi harapan bersama masyarakat Sumbar. Karena bila saat hujan turun di wilayah Sitinjau Lauik ini, bencana longsor sangat rawan rentan terjadi.
Kemudian kondisi medan jalan yang terbilang ada beberapa titik yang ekstrem, juga dianggap menjadi salah satu penyebab cukup seringnya terjadi kecelakaan di sepanjang kawasan Sitinjau Lauik.