Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Ekspor 'Palm Kernel Expeller' Potensial bagi Sumsel

Ekspor palm kernel expeller (PKE) menjadi potensi bagi daerah penghasil kelapa sawit, termasuk Sumsel, dalam memberikan nilai tambah bagi perekonomian daerah.
Forum Group Discussion Standarisasi Pelayanan Karantina dalam mendorong ekspor PKE ke Selandia Baru bersama perusahaan kelapa sawit di Sumsel./Bisnis-Husnul Iga Puspita
Forum Group Discussion Standarisasi Pelayanan Karantina dalam mendorong ekspor PKE ke Selandia Baru bersama perusahaan kelapa sawit di Sumsel./Bisnis-Husnul Iga Puspita

Bisnis.com, PALEMBANG – Ekspor palm kernel expeller (PKE) menjadi potensi bagi daerah penghasil kelapa sawit, termasuk Sumatra Selatan dalam memberikan nilai tambah bagi perekonomian wilayah tersebut.

Direktur Standar Karantina Tumbuhan AM Adnan mengatakan produk turunan dari buah kelapa sawit itu memang cukup laris diminati pasar global. Beberapa negara yang menjadi importir di antaranya Australia, China, Prancis, Jerman, India, Jepang, dan Belanda.

Namun untuk tujuan utama pengiriman PKE Indonesia saat ini yaitu Selandia Baru, dengan angka mencapai 74% dari total ekspor 36,9 juta ton sepanjang 2023.

“Iya, sekitar 74% atau kurang lebih 26 juta ton itu ekspor menuju New Zealand [Selandia Baru],” kata dia, Rabu (9/10/2024).

Kendati demikian, lanjut Adnan, terdapat sejumlah persyaratan yang wajib dipenuhi oleh para perusahaan sawit yang akan melakukan ekspor menuju Selandia Baru.

Hal itu sejalan dengan kesepakatan antara MPI New Zealand dengan MoA Indonesia yang telah berjalan sejak 2013 lalu.

“Jadi memang untuk ekspor [bungkil sawit] ke New Zealand ada standar yang harus dipenuhi, misalnya suhu harus sekian dan sebagainya. Karena Indonesia dan New Zealand itu memiliki arrangement atau kesepakatan,” jelasnya.

Adapun persyaratannya yaitu instalasi karantina tumbuhan (IKT) yang meliputi sanitary dan phytosanitary.

Kepala Karantina Sumsel, Kostan Manalu mengungkapkan, sebagai upaya mendorong lebih banyak ekspor PKE menuju Selandia Baru, pihaknya sebagai otoritas di bidang tersebut juga terus melakukan pendampingan dan sosialisasi.

Salah satunya dengan menggelar forum group discussion (FGD) bersama puluhan perusahaan kelapa sawit yang ada di Sumsel.

“Kita harapkan dengan FGD ini bisa memberikan informasi secara lengkap kepada calon eksportir terkait persyaratan yang dibutuhkan untuk mengirim PKE, dan mengetahui kendala yang ada di lapangan,” ungkapnya.

Sebelumnya, Karantina Sumsel mencatat ekspor PKE di wilayah itu selama kurun waktu 2022-2024 menunjukkan tren peningkatan. Dimana pada 2022 mencapai 157.000 ton, lalu meningkat menjadi 169.000 ton dan hingga tahun ini sebanyak 41.000 ton.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Editor : Herdiyan
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper