Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Tren Deflasi, BI Sumbar Revisi Proyeksi Inflasi 2024

Bank Indonesia Provinsi Sumatra Barat mencatat akumulasi inflasi year to date (ytd) selama 9 bulan hanya mencapai 0,15% dari proyeksi inflasi BI sebesar 2%.
Ilustrasi/Bisnis
Ilustrasi/Bisnis

Bisnis.com, PADANG - Bank Indonesia Provinsi Sumatra Barat mencatat akumulasi inflasi year to date (ytd) selama 9 bulan hanya mencapai 0,15% dari proyeksi inflasi BI sebesar 2%.

Kepala Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Sumbar M Abdul Majid Ikram mengatakan data terbaru dari Badan Pusat Statistik (BPS) pada September 2024 Sumbar mengalami deflasi 0,44% secara mtm.

"Deflasi 0,44% ini menyebabkan ytd akumulasi inflasi selama 9 mencapai hanya 0,15%. Berdasarkan proyeksi kami angka 2%, dengan kondisi 0,15% ini, kami harus merevisi proyeksi," katanya, Rabu (2/10/2024).

Majid menyampaikan alasan perlu melakukan revisi proyeksi karena ada sisa tiga bulan lagi di tahun 2024 ini yakni Oktober - Desember, dan diperkirakan satu bulan itu bisa 1% inflasinya, dan Sumbar masuk di angka 1,5%.

"Jadi hal ini agak sedikit di bawah target angka inflasi nasional yakni 2,51%," sebutnya.

Menurutnya dalam pengendalian inflasi ini, bahkan BI telah menetapkan untuk menurunkan suku bunga acuan (BI Rate) sebesar 25 basis poin (bps) dari 6,25% menjadi 6%.

"Salah satu tujuannya kami mendorong pertumbuhan, karena untuk mendorong pertumbuhan ekonomi. Jadi hal ini adalah signal dunia usaha, segeralah berinvestasi," ujarnya.

Terpisah, BPS mencatat komoditas beras dan bawang merah masih menjadi penyumbang inflasi di Provinsi Sumatra Barat pada September 2024 yakni sebesar 1,52% atau terjadi kenaikan Indeks Harga Konsumen (IHK) 106,12 secara yoy.

Kepala BPS Sumbar Sugeng Arianto mengatakan secara umum untuk perkembangan harga berbagai komoditas pada September 2024 secara umum menunjukkan adanya kenaikan.

"Kami mencatat memang untuk komoditas beras, bawang merah, dan emas perhiasan, menjadi komoditas yang dominan memberikan andil inflasi yoy pada September 2024," katanya.

Dia menyebutkan pada bulan-bulan (mtm) sebelumnya, komoditas beras dan bawang merah juga menjadi komoditas yang dominan menjadi penyebab terjadinya inflasi di Sumbar.

Bahkan bila melihat pada kondisi 4 kabupaten dan kota di Sumbar, inflasi tertinggi terjadi di Kabupaten Dharmasraya sebesar 2,85% dengan IHK sebesar 107,00, dan terendah terjadi di Kota Padang sebesar 1,28% dengan IHK sebesar 106,02.

"Jadi selain beras, emas perhiasan, dan bawang merah, juga ada sewa rumah hingga telur ayam ras yang jadi penyebab inflasi di Sumbar pada September 2024," tegasnya.

Sugeng menyampaikan bila melihat pada secara mtm di Sumbar pada bulan September 2024 mengalami deflasi sebesar 0,44%. Hingga September 2024, inflasi ytd Sumbar sebesar 0,15%.

Komoditas yang dominan memberikan andil deflasi secara mtm pada September 2024 antara lain cabai merah, bensin, kentang, hingga sektor pendidikan yakni perguruan tinggi.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Editor : Ajijah

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper