Bisnis.com, PALEMBANG— Sebanyak 50 ton santan beku asal Sumatra Selatan (Sumsel) diekspor ke China pada Selasa (19/8/2025). Per Juli 2025, volume ekspor komoditas ini mencapai 212 ton dengan nilai mencapai Rp5,87 miliar.
Kepala Karantina Sumsel, Sri Endah Ekandari, mengatakan komoditas tersebut telah melalui tindakan karantina yang dilakukan di gudang penyimpanan sebelum diberangkatkan menuju pelabuhan.
Langkah itu, kata dia, untuk memastikan santan beku memenuhi persyaratan sesuai ketentuan dari negara tujuan.
“Kami pastikan setiap komoditas ekspor dari Sumsel, termasuk santan beku, sehat, aman, dan layak dikonsumsi. Hal ini penting agar produk kita dapat terus diterima dan bersaing di pasar global,” ujarnya dalam keterangan tertulis, Sabtu (23/8/2025).
Endah menuturkan langkah pemeriksaan dilakukan oleh petugas karantina dengan memverifikasi dokumen, memeriksa kondisi fisik kemasan, serta memastikan bahwa produk telah melalui proses pengolahan yang higienis dan aman konsumsi.
Selain itu, pengawasan dilakukan untuk menjamin bahwa santan beku tidak tercemar dan sesuai dengan standar mutu yang dipersyaratkan oleh negara tujuan.
Baca Juga
"Karena termasuk media pembawa sesuai dengan Peraturan Badan Karantina Indonesia Nomor 5 Tahun 2025, santan beku wajib menjalani serangkaian pemeriksaan karantina yang ketat," jelasnya.
Santan beku merupakan salah satu produk olahan kelapa unggulan asal Sumsel yang memiliki nilai ekonomi tinggi di pasar ekspor.
Sepanjang 2024, total ekspor santan kelapa dari Sumsel tercatat mencapai 1.129 ton dengan nilai ekonomi sebesar Rp27,11 miliar.
“Tujuan utama ekspor adalah China dan Hong Kong, keduanya hingga kini masih menjadi pasar potensial dengan permintaan tinggi terhadap produk olahan kelapa,” katanya.
Sementara itu, volume ekspor santan kelapa dari Sumsel telah mencapai 212 ton per Juli 2025 dengan nilai ekonomi sekitar Rp5,87 miliar. China dan Hong Kong merupakan destinasi utama dari ekspor ini.
Angka ini diproyeksikan terus meningkat seiring dengan permintaan pasar global terhadap produk olahan kelapa, sekaligus memperkuat kontribusi Sumatera Selatan dalam rantai pasok santan dunia.
“Melihat peluang dan potensi ekspor yang menjanjikan, Karantina Sumsel akan selalu siap dalam mengawal jaminan kesehatan agar produk kita dalam hal ini santan dapat masuk dan diterima di negara tujuan tanpa terkendala,” katanya.