Bisnis.com, PALEMBANG — Ketahanan stok bahan bakar pesawat udara atau avtur di wilayah Sumatra Bagian Selatan tercatat dapat memenuhi kebutuhan hingga 24 hari mendatang.
Executive General Manager PT Pertamina Patra Niaga Sumatra Bagian Selatan (Sumbagsel), Aji Anom Purwasakti, mengatakan stok avtur itu tersedia di enam depot pengisian pesawat udara (DPPU) yang tersebar di lima provinsi.
"Avtur ini sifatnya berbeda dengan bahan bakar untuk kendaraan karena pesawat bisa mengisi di bandara keberangkatan maupun kedatangan," katanya saat konferensi pers kesiapan Pertamina Patra Niaga Regional Sumbagsel jelang Natal dan Tahun Baru, Jumat (23/12/2022).
Adapun stok rata-rata per hari mencapai 24 kiloliter (KL). Bahan bakar itu berada di Bandara Raden Inten Lampung, Bandara Sultan Mahmud Badaruddin II Palembang, Bandara Fatmawati Bengkulu, Bandara Depati Amir Bangka, Bandara Tanjung Pandan Belitung.
Aji menambahkan Pertamina memastikan pesawat yang hendak mengisi avtur di enam DPPU itu tak bakal kekurangan pasokan.
"Meskipun ada kenaikan sekitar 17 persen saat masa Nataru ini dari kondisi normal tetapi pasokan avtur aman," katanya.
Baca Juga
Sementara itu, Region Manager Corporate Operation and Service Pertamina Patra Niaga Sumbagsel, Dede Haerudin, menambahkan kondisi lalu lintas pesawat udara pada momen Nataru 2022 masih rendah jika dibandingkan pada masa sebelum Covid-19.
Indikatornya adalah, kata dia, jumlah pesawat maskapai Garuda yang beroperasi, misalnya yang masih berkurang signifikan.
"Dari 100 pesawat sekarang yang beroperasi paling 50 pesawat," kata dia.
Kondisi itu, Dede melanjutkan, membuat ketahanan avtur di DPPU relatif lebih panjang selama masa Nataru tahun ini.
Sebelumnya, PT Angkasa Pura II memprediksi jumlah penumpang pesawat terbang tujuan Palembang bakal naik lebih dari 20 persen selama momen libur Natal 2022 dan Tahun Baru 2023 (Nataru).
Eksekutif General Manager Bandara Internasional Sultan Mahmud Badaruddin (SMB) II Palembang R Iwan Winata mengatakan kenaikan jumlah penumpang tersebut sangat mungkin terjadi melihat adanya relaksasi perjalanan saat ini usai Covid-19.
“Melihat kondisi itu diestimasi naik-nya sekitar 15-20 persen atau mungkin bisa lebih," katanya, Kamis (15/12/2022).