Bisnis.com, MEDAN— Setelah beberapa kali mengalami inflasi, Sumatra Utara (Sumut) pada September 2019 mampu mencetak deflasi sebesar 1,81%. Angka tersebut jauh di atas nasional yang juga mengalami deflasi sebesar 0,27%. Harga cabai yang tak lagi pedas menjadi pendorong deflasi Sumut kali ini.
Data Badan Pusat Statistik (BPS) Sumut mencatat harga cabai merah turun 28,26%, cabai rawit turun 27,24% dan cabai hijau turun 14,84%. Tak hanya itu, deflasi Sumut juga disumbang karena turunnya komditas bawang merah sebesar 17,73%, tarif angkatan udara turun 4,18%, harga daging ayam ras turun 2,18%, dan harga mentimun turun sebesar 20,23%.
Sementara komoditas yang mengalami kenaikan antara lain sewa rumah, sawi hijau, mobil, pemeliharaan/service, sandang dan emas perhiasan.
Baca Juga
Kepala BPS Sumut, Syech Suhaimi, mengatakan seluruh kota Indeks Harga Konsumen (IHK) di Sumut mengalami deflasi yakni Sibolga sebesar 1,94%, lalu Pematangsiantar sebesar 1,18%, Medan sebesar 1,92% dan Padangsidempuan sebesar 0,95%. “ Dari gabungan 4 kota IHK ini, pada September 2019 Sumut mengalami deflasi sebesar 1,81%,” kata Suhaimi Selasa (I/10/2019)
Deflasi sebesar 1,81% pada bulan September 2019 membuat laju inflasi kumulatif masing-masing kota yakni Sibolga inflasi 2,93%, Pematangsiantar inflasi 1,28%, Medan inflasi 3,86% dan Padangsidimpuan inflasi 1,98%. Dengan demikian, laju inflasi kumulatif gabungan 4 kota IHK di Sumut sebesar 3,49%. Sehingga, pada September 2019 yang membuat inflasi kumulatif Sumut kini sebesar 3,49%.
“Inflasi masih tetap tinggi, karena masih dekat dengan taret nasional yang dipatok sebesar 3,5±1%. Karena itu diharapkan bulan depan harga bisa ditekan lagi. Dengan begitu, inflasi Sumut bisa di bawah target di akhir tahun nanti," jelas.