Bisnis.com, BATAM - Event Bank Indonesia Perwakilan Kepulauan Riau (Kepri), Gebyar Melayu Pesisir (GMP) 2025 di One Batam Mall resmi ditutup 24 Agustus 2025. Secara transaksional, event ini membukukan Rp16 miliar selama empat hari gelaran acara tersebut.
Saat ditemui Selasa (26/8/2025) di Batamcenter, Kepala BI Perwakilan Kepri Rony Widijarto mengatakan GMP melibatkan puluhan UMKM, dimana menghadirkan serangkaian acara mulai dari pelatihan, seminar, kurasi produk hingga inkubasi usaha bagi UMKM.
"Nilai transaksi selama penyelenggaraan GMP 2025 capai Rp 16 miliar, dimana ada peningkatan dari GMP tahun lalu sebesar Rp12,3 miliar," katanya.
Rony kemudian memerinci nilai transaksi tersebut terdiri dari Rp12,8 miliar dari penjualan produk UMKM, dan Rp3,2 miliar dari dari business matching.
"Pencapaian ini terbilang cukup memuaskan, karena menunjukkan tren positif pertumbuhan UMKM di Batam," imbuhnya.
GMP 2025 yang digelar sepanjang 21–24 Agustus dari pukul 10.00–22.00 WIB ini diharapkan membuka akses pasar baru bagi UMKM Kepri. Investor, pembeli potensial, serta mitra dagang dari negara tetangga seperti Singapura dan Malaysia dijadwalkan turut hadir.
Baca Juga
Rangkaian acara GMP 2025 dikemas variatif, mulai dari fashion show, talkshow, business matching, hingga pameran produk UMKM. Berbagai hasil karya lokal akan ditampilkan, seperti busana bermotif Melayu, kerajinan tangan, hingga kuliner khas pesisir.
Ronny menegaskan kontribusi UMKM dalam penyerapan tenaga kerja cukup besar, namun nilai tambahnya masih perlu ditingkatkan. "Melalui GMP, kami ingin mendorong lahirnya wirausaha yang mandiri, inovatif, dan siap bersaing secara global," pungkasnya.
Sementara itu, Sekretaris Daerah Provinsi (Sekdaprov) Kepri Adi Prihantara memberikan apresiasi atas penyelenggaraan GMP 2025. Menurutnya, pencapaian ini sedikit banyak memberikan nilai positif pada pertumbuhan ekonomi di Provinsi Kepri.
"Kami sangat mengapresiasikan pelaksanaan GMP 2025 ini. Semoga apa yang sudah dilaksanakan ini bisa memberikan nilai positif pada pertumbuhan ekonomi di Kepri nantinya," tegasnya.(239)