Bisnis.com, PEKANBARU-- Provinsi Riau memiliki kontribusi signifikan dalam bisnis pelumas Shell di Indonesia, terutama melalui sektor-sektor industri unggulan seperti perkebunan, konstruksi, dan ketenagalistrikan.
Meski di provinsi ini tidak terdapat SPBU Shell, namun kehadiran Shell tetap terasa melalui distribusi pelumas industri atau segmen business-to-business (B2B) yang terus tumbuh.
B2B Marketing Manager Shell Indonesia, Christian Natala menjelaskan bahwa secara umum bisnis Shell di Indonesia terbagi ke dalam dua lini utama, yaitu mobility (bahan bakar) dan pelumas.
"Di segmen pelumas, Shell memiliki fasilitas produksi di Marunda dengan kapasitas mencapai 300 juta liter per tahun. Produk pelumas ini dikembangkan untuk dua pasar, yaitu B2C (kendaraan pribadi) dan B2B (industri)," ujarnya Jumat (8/8/2025).
Menurutnya untuk pasar B2B, Shell menyediakan beragam jenis pelumas industri seperti engine oil, transmission oil, gear oil, turbine oil, coolant, dan grease. Produk-produk ini didistribusikan melalui jaringan distributor resmi, termasuk di Riau yang dilayani oleh PT Riodi Jaya yang berkantor di kawasan Air Hitam.
“Riau menjadi salah satu wilayah penting karena struktur ekonominya yang didominasi sektor perkebunan, khususnya kelapa sawit, konstruksi, dan power (ketenagalistrikan). Ketiga sektor ini merupakan pengguna besar pelumas industri, sehingga menjadikan Riau pasar yang potensial bagi kami,” jelas Christian.
Dia menyebutkan bahwa pertumbuhan bisnis Shell di Riau sejalan dengan peningkatan aktivitas di sektor perkebunan. Pada semester I/2025, produksi kelapa sawit di Riau mengalami kenaikan cukup signifikan dibanding tahun sebelumnya.
Hal ini berdampak langsung terhadap permintaan pelumas karena meningkatnya operasional alat berat dan pabrik pengolahan.
Selain itu, Christian menambahkan bahwa harga komoditas juga menjadi faktor penting. Ketika harga kelapa sawit naik, maka produksi akan meningkat dan berujung pada peningkatan kebutuhan pelumas. Sebaliknya, saat harga turun, perusahaan biasanya menahan produksi, yang juga berdampak pada volume penjualan pelumas.
Terkait proyeksi hingga akhir 2025, Christian menyampaikan optimisme bahwa target bisnis Shell di Riau dapat tercapai.
“Kami tidak hanya hadir sebagai penyedia pelumas, tapi juga berkomitmen memberikan nilai tambah bagi pelanggan. Mulai dari layanan purna jual, efisiensi biaya perawatan, hingga peningkatan produktivitas operasional,” ujarnya.
Shell berharap ke depan dapat terus memperkuat kontribusinya terhadap pertumbuhan sektor industri di Riau melalui produk dan layanan yang mendukung efisiensi serta keberlanjutan bisnis pelanggan di daerah ini.