Bisnis.com, PALEMBANG — Aktivitas jumlah bongkar muat barang pada moda transportasi angkutan laut di Provinsi Sumatra Selatan mengalami penurunan pada periode Juni 2025.
Berdasarkan catatan Badan Pusat Statistik Sumatra Selatan (Sumsel), perkembangan muat barang angkutan laut mencapai 155,64 ribu ton.
Jumlah itu mengalami penurunan tajam baik secara bulanan (month to month/mtm) sebesar 17,17% dan secara tahunan (year on year/YoY) 6,01%.
Kemudian pada bongkar barang angkutan laut volumenya juga tercatat turun menjadi 94,64 ribu ton atau terkontraksi sebesar 23% mtm dan 33,70% yoy.
Jika dilihat secara kumulatif sepanjang 2025, muat dan bongkar barang di Sumsel untuk pelayaran dalam dan luar negeri masing—masing sebesar 1,056 juta ton dan 691,61 ribu ton.
Manajer Komersial PT Pelindo Regional II Irtanto Armawan mengatakan pihaknya menilai penurunan aktivitas bongkar muat barang melalui transportasi laut di wilayah Sumsel dapat terjadi akibat beberapa faktor.
Baca Juga
“Baik itu (faktor) musiman, faktor teknis, maupun eksternal lainnya,” katanya kepada Bisnis, Selasa (5/8/2025).
Irtanto menerangkan dari sisi infrastruktur, mulai dari infrastruktur utama dan pendukung di pelabuhan yang dikelola pihaknya dalam kondisi baik dan beroperasi secara normal.
Dia mengungkapkan, penurunan dari aktivitas bongkar muat ini bisa saja dipengaruhi oleh faktor eksternal seperti perubahan permintaan dan penawaran komoditas asal Sumsel, perubahan rute distribusi logistik, atau kondisi kondisi ekonomi regional dan nasional.
“Atau faktor teknis lain di luar kontrol kami sebagai operasional pelabuhan,” tuturnya.
Namun begitu, imbuh Irtanto, pihaknya tetap terbuka untuk melakukan perbaikan dan peningkatan pelayanan bila memang diperlukan, guna menunjang efisiensi dan kelancaran domestik.
“Kami akan terus mendukung kelancaran arus barang dan logistik, termasuk di Sumsel melalui optimalisasi fasilitas pelabuhan, digitalisasi layanan dan kerjasama dengan berbagai pihak,” pungkasnya.