Bisnis.com, PALEMBANG— Kegiatan ekspor di Sumatra Selatan (Sumsel) sepanjang Januari hingga Mei 2025 menunjukkan adanya peningkatan sebesar 17,77%.
Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Sumsel Moh Wahyu Yulianto menuturkan nilai ekspor Sumsel selama lima bulan tercatat mencapai US$2,73 juta atau lebih tinggi dari periode yang sama di tahun 2024 yang sebesar US$2,32 juta.
“Tercatat disini dorongannya kenaikan disebabkan oleh ekspor nonmigas yang tumbuh sebesar 20,94% dan migas yang turun 16,99%,” ujarnya, dikutip Rabu (2/7/2025).
Wahyu menyebutkan ekspor non migas terdiri dari beberapa kelompok meliputi pertanian, kehutanan dan perikanan yang naik 92,14%.
Kemudian sektor pertambangan dan lainnya naik 7,17%, serta industri pengolahan yang tumbuh 31,36%.
“Secara spesifik untuk komoditas non migas yang unggulan di Sumsel mencakup batubara naik 7,17%, karet dan barang dari karet naik 46,99%, kemudian komoditas pulp dari kayu naik 19,17%,” jelasnya.
Baca Juga
Adapun negara yang menjadi tujuan ekspor tertinggi dari Sumsel yaitu Tiongkok, dengan share mencapai 37,48%.
Komoditas yang dikirim meliputi pulp dari kayu, batubara dan lignit, serta karet dan barang dari karet.
“Kemudian ekspor ke India sebesar US$269,41 juta, serta Vietnam yang sebesar US$225,98 juta,” kata dia.
Sementara itu, imbuhya, sepanjang Januari hingga Mei tahun ini, perkembangan impor di Sumsel anjlok cukup dalam 55,62% atau tercatat nilainya US$426,43 juta.
Dari sisi impor migas terkoreksi 62,06%, dengan komoditas yaitu mesin dan peralatan mekanis yang turun 65,63%, kayu dan barang dari kayu naik 41,432,92% dan pupuk naik 121,48%.
Sedangkan nilai impor Sumsel berdasarkan penggunaan, seluruhnya mengalami penurunan mulai dari barang konsumsi, bahan baku penolong, dan barang modal.
“Sehingga secara kumulatif neraca perdagangan Sumsel dibandingkan periode yang sama 2024 telah mengalami kenaikan dengan total US$2,30 juta,” pungkasnya.