Bisnis.com, PADANG - Bank Indonesia mencatat pada triwulan I/2025, penggunaan Quick Response Code Indonesian Standard (QRIS) di Provinsi Sumatra Barat menunjukkan perkembangan yang sangat signifikan yakni mencapai 17,03%.
Kepala Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Sumbar M. Abdul Majid mengatakan peningkatan tersebut tecermin dalam pertumbuhan volume dan nominal transaksi, serta bertambahnya jumlah merchant dan pengguna QRIS secara konsisten. “Fenomena ini menandakan bahwa sistem pembayaran berbasis digital telah semakin terintegrasi dalam aktivitas keseharian masyarakat dan ekonomi di Sumbar, dan sejalan dengan komitmen nasional untuk mempercepat transformasi digital dan memperluas inklusi keuangan,” kata Majid dikutip dari data Laporan Perekonomian Provinsi Sumbar, Kamis (26/6/2025).
Dia menjelaskan volume transaksi QRIS pada triwulan I/2025 tercatat sebesar 11,65 juta transaksi, atau mengalami pertumbuhan sebesar 9,42% (qtq) dan melonjak 174,21% (yoy).
Sementara itu, nominal transaksi tercatat mencapai Rp1,50 triliun, tumbuh sebesar 17,03% (qtq) dan 142,31% (yoy). Pertumbuhan nominal yang lebih tinggi dari volume mengindikasikan bahwa QRIS mulai digunakan untuk transaksi pembayaran dengan nilai yang lebih besar, tidak terbatas pada pembayaran mikro.
Dari sisi ekosistem, jumlah merchant QRIS di Sumbar tercatat sebanyak 596.773, meningkat 6,20% (qtq) dan 19,33% (yoy). Sementara itu, jumlah pengguna QRIS juga menunjukkan tren positif, dengan total 915.708 pengguna, mencerminkan semakin tingginya adopsi QRIS di masyarakat.
“Perkembangan ini tidak hanya dipengaruhi oleh faktor teknologi dan kemudahan penggunaan, tetapi juga didorong oleh berbagai program dan kebijakan strategis,” ujarnya.
Baca Juga
Menurut Majid QRIS dinilai memberikan sejumlah keunggulan bagi penggunanya, antara lain memungkinkan transaksi yang cepat, mudah, murah, aman, dan andal (CeMuMuAH) tanpa memerlukan perangkat tambahan atau aplikasi khusus.
Bahkan hal tersebut turut memberikan manfaat langsung tidak hanya bagi konsumen, tetapi juga bagi pelaku usaha, terutama UMKM, dalam bentuk efisiensi operasional dan peningkatan kualitas layanan.
Dikatakannya program- program iru tidak hanya bertujuan untuk meningkatkan jumlah pengguna dan merchant QRIS, tetapi juga untuk memperluas cakupan edukasi digital ke berbagai segmen masyarakat, termasuk pelajar, mahasiswa, dan pelaku usaha tradisional.
Perkembangan positif ini juga mencerminkan keberhasilan dari masifnya kegiatan edukasi dan sosialisasi yang dilakukan oleh Kantor Perwakilan Bank Sunmar yang bekerja sama dengan Penyedia Jasa Pembayaran (PJP) Bank dan Non-Bank, serta didukung oleh pemerintah daerah.
Majid meliihat kolaborasi ini semakin diperkuat melalui berbagai kampanye literasi digital, termasuk QRIS Jelajah Indonesia, serta perluasan QRIS lintas batas antarnegara yang memperluas manfaat QRIS di ranah internasional.
Secara geografis, penggunaan QRIS menunjukkan persebaran yang lebih konvergen dibandingkan dengan distribusi merchant, yang masih relatif terkonsentrasi di kawasan perkotaan.
Oleh karena itu, Bank Indonesia terus mendorong perluasan akseptasi QRIS ke wilayah sub-perkotaan dan pedesaan melalui kerja sama dengan stakeholder terkait dan penguatan literasi digital kepada masyarakat, guna memastikan bahwa seluruh lapisan masyarakat dapat mengakses manfaat dari sistem pembayaran digital secara merata.
Dengan tren pertumbuhan yang positif ini, ujar Majid, QRIS menjadi salah satu instrumen strategis dalam mendukung digitalisasi sistem pembayaran nasional di Sumbar Ke depan, tantangan seperti pemerataan infrastruktur digital, keamanan sistem, dan penguatan literasi masyarakat tetap menjadi fokus utama agar adopsi QRIS dapat terus berlanjut secara berkelanjutan dan inklusif, sekaligus memperkuat ketahanan sistem keuangan daerah di era digital.
Hal tersebut dapat dilihat pada angkaaJumlah ]]]]pengguna Qris terus meningkat. Jumlah pengguna QRIS Sumatera Barat pada triwulan IV 2024 tercatat sebanyak 908,032 pengguna, atau tumbuh sebesar 19,68% (yoy).
Pesatnya pertumbuhan pengguna QRIS mengindikasikan perubahan preferensi alat pembayaran konsumen menjadi berbasis digital untuk transaksi sehari-hari.
Sehinggad Perkembangan positif ini tak lepas dari masifnya kegiatan edukasi dan sosialisasi yang dilakukan Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Suumbar serta penyedia jasa pembayaran (PJP) Bank dan Non-Bank Sumbar Bank Indonesia bersama pemerintah daerah.
Kemudian unrk dan industri terus berkolaborasi memperluas adopsi digitalisasi sistem pembayaran serta memperkuat perlindungan konsumen dalam inovasi produk melalui kampanye literasi digital, termasuk melalui QRIS Jelajah Indonesia dan perluasan QRIS antar negara.