Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Empat Tantangan Pelaksanaan Fiskal Sumsel, Efisiensi Anggaran jadi Sorotan Utama

Efisiensi anggaran turut memengaruhi kinerja pendapatan dan belanja daerah, yang pada akhirnya berpengaruh terhadap perekonomian daerah.
Pegawai menyortir uang rupiah di cash center atau pusat kas BNI di Jakarta, Selasa (4/2/2025). / Bisnis-Himawan L Nugraha
Pegawai menyortir uang rupiah di cash center atau pusat kas BNI di Jakarta, Selasa (4/2/2025). / Bisnis-Himawan L Nugraha

Bisnis.com, PALEMBANG — Kepala Kantor Wilayah DJPb Sumatra Selatan Rahmadi Murwanto mengungkapkan setidaknya ada empat persoalan yang masih menjadi tantangan dalam pelaksanaan fiskal tahun 2025 di wilayah itu.

“Pelaksanaan fiskal Sumsel memang sudah stabil, tapi masih dihadapkan beberapa tantangan,” katanya kegiatan Diseminasi KFR triwulan I/2015, Kamis (19/6/2025).

Dia menjelaskan, tantangan pertama datang dari kebijakan pemerintah yang telah menerapkan efisiensi anggaran sejalan dengan Inpres Nomor 1/2025. Hal itu telah memengaruhi kondisi fiskal terutama dampak terhadap kinerja belanja APBN 2025.

“Dan dampaknya secara fiskal yaitu pada belanja barang dan belanja modal,” jelasnya.

Masih sejalan dengan tantangan pertama, Rahmadi menyebut bahwa tantangan yang juga terjadi dalam kontraksi kinerja pendapatan daerah.

Dia menyebutkan, pendapatan daerah telah mengalami penurunan tajam hingga 20,72% (year on year/YoY) dan terjadi perlambatan dari semua sumber pendapatan. 

Seperti pendapatan asli daerah yang terkontraksi 2,28%, pendapatan transfer turun 23,98% dan pendapatan lainnya terkoreksi hingga 75,83%.

“Tentu efisiensi juga berdampak pada pemerintah daerah, karena sebagian besar pendapatan daerah bergantung pada sektor yang selama ini memang mendapatkan belanja dari APBN seperti hotel atau akomodasi,” ujarnya.

Tantangan ketiga dari sisi penurunan PNBP BLU itu pada triwulan I/2025. Namun demikian, dia mengatakan bahwa kondisi itu hanya dipengaruhi oleh perbedaan pelaporan atau adanya perubahan status dari Universitas Sriwijaya yang sebelumnya BLU menjadi Perguruan Tinggi Negeri Berbadan Hukum (PTNBH).

Keempat, kata Rahmadi, persoalan yang juga masih menjadi catatan yaitu kondisi pertumbuhan belanja di daerah yang tidak merata. 

Realisasi belanja daerah di triwulan I/2025 mengalami pertumbuhan 14,64% (YoY). Namun, dari sisi belanja transfer mengalami penurunan signifikan 36,02% (YoY).

“Jadi secara total membaik, tapi ada ketimpangan dalam beberapa jenis belanja. Jadi kita harapkan ke depan pertumbuhannya pada semua jenis belanja,” tutupnya. 


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Bisnis Indonesia Premium.

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Bisnis Indonesia Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper