Bisnis.com, SIAK – Perum Bulog Wilayah Riau-Kepri terus berinovasi dalam mendukung ketahanan pangan dan stabilitas harga gabah petani, terutama di wilayah sentra produksi seperti di Kecamatan Bunga Raya, Kabupaten Siak, Provinsi Riau.
Salah satu langkah strategis yang kini dilakukan adalah pembangunan UV Dryer, sebagai solusi atas terbatasnya fasilitas pengeringan gabah pascapanen di daerah tersebut.
Pemimpin Wilayah Perum Bulog Riau-Kepri Ismed Erlando menjelaskan setiap kali panen raya terjadi secara serentak, hasil produksi padi di wilayah Bunga Raya bisa mencapai 200 ton per hari.
Namun, kapasitas penggilingan padi yang tersedia di sana sangat terbatas yakni hanya sekitar 3–10 ton per unit. Bahkan dengan 20 penggilingan aktif yang ada di wilayah itu, total pengolahan hanya mencapai 60 ton, masih jauh di bawah kebutuhan.
"Keterbatasan ini membuat proses pengeringan menjadi kendala serius. Apalagi petani masih sangat bergantung pada sinar matahari. Saat musim hujan datang bersamaan dengan panen, proses penjemuran bisa memakan waktu 9 hingga 10 hari, padahal idealnya hanya 3–4 hari," ungkap Ismed kepada tim Jelajah Daulat Pangan 2025, Rabu (11/6/2025).
Untuk itu, Bulog Riau-Kepri mengambil langkah konkret dengan memanfaatkan lahan kosong di sekitar gudang untuk penjemuran, sekaligus membangun fasilitas UV Dryer.
Baca Juga
Alat ini berfungsi sebagai sistem pengering berbasis plastik ultraviolet yang mampu menjaga suhu dan kelembapan, sehingga memungkinkan proses penjemuran tetap berlangsung meski cuaca mendung atau hujan.
Kepala Bulog Cabang Bengkalis Zairi Yuriyadi menambahkan kehadiran UV Dryer mampu meningkatkan kapasitas pengeringan hingga 40 ton gabah kering panen (GKP) setiap tiga hari.
"Dengan penugasan dari pemerintah untuk menjaga harga GKP di level Rp6.500 per kg, UV Dryer menjadi fasilitas krusial agar kualitas tetap terjaga dan harga tidak anjlok saat panen raya," ujarnya.
Zairi juga menyebutkan penggunaan UV Dryer tidak hanya membantu menjaga kualitas gabah, tapi juga memberikan kepastian waktu penjemuran.
"Kalau biasanya petani harus memindahkan gabah saat hujan, dengan UV Dryer ini bisa lebih tenang. Dalam kondisi cerah, pengeringan bisa selesai dalam dua hari, dan saat mendung hanya butuh tiga hari."
Dari segi teknis, fasilitas UV Dryer di Bunga Raya kini telah memiliki lantai cor semen dengan saluran drainase memadai, serta ruang tertutup yang mampu menampung hingga 20 ton gabah per siklus. Meski masih dalam tahap penyempurnaan, fasilitas ini sudah dimanfaatkan mengingat tingginya kebutuhan di lapangan.
Inisiatif Bulog ini mendapat sambutan positif dari petani. Mereka mengaku harga GKP saat panen raya kini lebih stabil dan sesuai HPP (Harga Pembelian Pemerintah), sesuatu yang sebelumnya sulit dicapai karena permainan harga akibat kelebihan pasokan.
"Alhamdulillah, kami makin semangat menanam karena hasil panen dihargai pantas dan langsung dibeli Bulog di sawah," kata Daman, seorang petani padi di Bunga Raya.
Ke depan, Bulog Riau-Kepri berharap strategi ini bisa direplikasi di sentra-sentra produksi lain guna meningkatkan daya serap gabah petani dan memperkuat ketahanan pangan nasional.