Bisnis.com, PADANG - Pemerintah Provinsi Sumatra Barat terus berupaya untuk menjadikan Ranah Minang sebagai lumbung pangan nasional meski ada sejumlah ada persoalan yang perlu segera dibenahi.
Wakil Gubernur Sumbar Vasko Ruseimy mengatakan untuk mewujudkan Sumbar sebagai lumbung pangan nasional bukanlah rencana yang baru muncul, melainkan sudah dibahas cukup lama. Sekarang, Pemprov Sumbar tetap berjalan pada konsistensi di sektor pertanian ini.
“Sumbar ini memiliki potensi pangan yang besar. Makanya kami melihat produktivitas pangan bisa berkontribusi pada ketahanan pangan nasional. Namun memang ada beberapa hal lainnya yang masih menjadi tugas bagi kami," katanya, Kamis (27/3/2025).
Dia menjelaskan tantangan sektor pertanian ini, seperti fenomena berkurangnya lahan pertanian produktif, sistem irigasi yang belum memadai, serta keterbatasan akses petani terhadap teknologi mutakhir dan pembiayaan usaha tani.
Kemudian perubahan iklim juga disoroti sebagai faktor signifikan yang menyebabkan hasil pertanian menjadi tidak stabil akibat meningkatnya frekuensi cuaca ekstrem dan bencana alam.
Untuk mengatasi berbagai tantangan tersebut, Vasko mengaku telah menyusun serangkaian strategi komprehensif yang akan diimplementasikan dalam waktu dekat.
Baca Juga
"Di sektor pertanian, langkah konkret yang akan diambil adalah pengalokasian 10% dari total APBD Sumbar untuk pengembangan sektor pertanian," ujarnya.
Menurutnya dana tersebut nantinya akan difokuskan pada upaya peningkatan produksi, pengembangan industri hilir pertanian, serta penyediaan asuransi usaha tani sebagai jaring pengaman bagi para petani.
Dikatakannya Pemprov Sumbar juga akan mendorong penerapan sistem pertanian berwawasan lingkungan yang terbukti dapat meningkatkan efisiensi dan produktivitas lahan, dan pengembangan sistem irigasi berkelanjutan menjadi prioritas untuk mendukung terciptanya ketahanan pangan.
Selain itu, untuk mendorong produktivitas pertanian, Vasko melihat perlu adanya penerapan ekonomi hijau. Karena kondisi yang terjadi saat ini, kesadaran masyarakat tentang pentingnya memadukan pembangunan ekonomi dengan kelestarian lingkungan juga masih perlu ditingkatkan.
Dalam mendorong ekonomi hijau, Pemprov Sumbar berencana untuk meningkatkan penggunaan Energi Baru Terbarukan (EBT) seperti tenaga surya, air, dan panas bumi. Langkah ini diyakini mampu mengurangi ketergantungan terhadap bahan bakar fosil sekaligus menjaga kelestarian lingkungan.
“Konsep ekonomi sirkular juga akan diterapkan secara lebih luas dengan mengubah limbah menjadi sumber daya bernilai ekonomi melalui program daur ulang dan inovasi pengolahan sampah,” jelasnya.
Oleh karena itu, melalui berbagai inisiatif tersebut, dia bertekad menjadikan Sumbar sebagai lumbung pangan nasional dengan mendorong peningkatan produksi beras, jagung, dan berbagai komoditas unggulan lainnya.
Untuk menambah nilai ekonomi hasil pertanian, Pemprov Sumbar juga akan fokus pada pengembangan industri pengolahan hasil pertanian. Strategi itu diharapkan mampu meningkatkan nilai tambah dan daya saing produk-produk lokal Sumbar di pasar nasional maupun internasional.
Implementasi visi misi tersebut, katanya, sejalan dengan program pemerintah pusat dalam memperkuat ketahanan pangan nasional sekaligus mendukung upaya global dalam memitigasi dampak perubahan iklim melalui penerapan prinsip-prinsip ekonomi hijau yang berkelanjutan.
"Diharapkan dengan implementasi program-program strategis tersebut, Sumbar mampu menjadi provinsi percontohan dalam memajukan pembangunan ekonomi dengan pelestarian lingkungan di Indonesia," tutupnya.