Bisnis.com, PALEMBANG — Potensi serat kulit nanas asal Kota Prabumulih Provinsi Sumatra Selatan (Sumsel) mulai menjajaki pasar global secara langsung melalui pengiriman perdana sampel menuju Spanyol.
Sampel yang dikirim telah melalui pengujian oleh Balai Karantina Hewan, Ikan dan Tumbuhan (Karantina) Sumsel, baik dari sisi kelengkapan dokumen maupun pemeriksaan secara fisik.
Kepala Karantina Sumsel Kostan Manalu mengatakan serat kulit nanas asal Prabumulih memiliki potensi yang besar untuk menembus pasar global, terutama untuk industri tekstil dan kerajinan.
Melalui pengiriman sampel, kata kata, diharapkan menjadi pintu gerbang untuk ekspor skala besar kedepannya.
“Ekspor langsung dari Sumsel diharapkan dapat berkelanjutan dan membawa manfaat ekonomi bagi petani dan pengusaha lokal di Prabumulih, sehingga dapat meningkatkan pertumbuhan ekonomi nasional,” ujarnya, dikutip Selasa (11/3/2025).
Kostan menjelaskan, pengiriman serat nanas asal Prabumulih selama ini belum pernah dilakukan secara langsung ke negara tujuan, akan tetapi melalui Jakarta.
Baca Juga
Hal itu lantaran keterbatasan pemahaman calon eksportir mengenai prosedur ekspor.
“Kini eksportir telah memahami prosedur ekspor dan mampu mengekspor secara langsung dari Sumsel,” kata dia.
Senada, eksportir serat kulit nanas di Prabumulih, Dzar Zaidi mengaku memang pernah memasok serat kulit nanas untuk salah satu perusahaan asal Singapura sebanyak 600 kilogram.
“Iya hanya sekali, tapi bukan ke Singapura langsung hanya sampai Jakarta,” ujarnya saat dihubungi Bisnis.
Dzar mengatakan telah memproduksi serat kulit nanas sejak tahun 2021. Akan tetapi, ini menjadi pertama kalinya melakukan ekspor perdana sampel menuju luar negeri.
Dia menyebut, dengan langkah itu, pihaknya juga tengah mengupayakan peningkatan jumlah produksi dari yang sebelumnya sekitar 200 kilogram per bulan menjadi 1 ton per bulan.
“Diusahakan (1 ton), dan saat ini kita masih menunggu kabar terkait sampel yang dikirim,” kata Dzar.
Dengan upaya peningkatan ini, dia juga memastikan tidak ada kendala pada pasokan bahan baku maupun alat yang digunakan untuk produksi.
“Ada alat decoticator bantuan dari pemerintah untuk produksi 1 ton per bulan, dan harapannya ini membantu perekonomian para petani juga kedepan,” pungkasnya.
Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS) Sumsel menghasilkan produksi nanas mencapai 477,43 ribu ton 2023. Jumlah itu mencatatkan Sumsel sebagai daerah penghasil terbesar kedua nanas setelah Lampung yang sebanyak 722,85 ribu ton.