Bisnis.com, ACEH TAMIANG - Pertamina EP Rantau Field melalui program Tanggung Jawab Sosial Lingkungan (TJSL) telah menghadirkan Rumah Kreatif Tamiang di Kampung Tanjung Karang, Kecamatan Karang Baru, Kabupaten Aceh Tamiang. Inisiatif ini menjadi terobosan baru dalam mendukung pemberdayaan ekonomi dan sosial, khususnya bagi para penyandang disabilitas (difabel).
Rumah Kreatif Tamiang menaungi berbagai program, seperti Bengkel dan Doorsmeer Difabel, Inklusi Coffee, Rumah Limbah Difabel, hingga Galeri Ajang Ambe sebagai pusat pemasaran UMKM binaan. Program yang dirintis pada akhir 2019 hingga awal 2020 ini melibatkan berbagai pelatihan kerja bagi para penyandang difabel yang dilakukan atas kerja sama dengan Dinas Sosial, Dinas Tenaga Kerja, dan Balai Latihan Kerja (BLK) Aceh Tamiang. Pelatihan mencakup keahlian seperti mekanik, barista, hingga kerajinan tangan, sesuai minat para peserta.
Inisiatif Inklusif yang Memberdayakan
Keberhasilan program pertama, yaitu Bengkel dan Doorsmeer Difabel, telah menarik perhatian masyarakat sekaligus menginspirasi para pengusaha lain untuk memberikan kesempatan kerja kepada para pekerja difabel. Menyusul keberhasilan tersebut, Pertamina EP Rantau Field meluncurkan Inklusi Coffee, sebuah kafe ramah difabel yang tidak hanya mengakomodasi kebutuhan infrastruktur, tetapi juga menyediakan menu berbahasa isyarat untuk memudahkan komunikasi antara pelayan kafe dan pengunjung.
Manager Pertamina EP Rantau Field, Tomi Wahyu Alimsyah, menjelaskan bahwa Rumah Kreatif Tamiang kini bukan hanya sebagai tempat bekerja, tetapi juga ruang bagi para difabel untuk membuktikan bahwa mereka layak mendapatkan kesempatan yang sama.
"Semua yang bekerja di Rumah Kreatif Tamiang ini adalah teman-teman difabel dari Aceh Tamiang. Mereka di sini menjadi anak muda yang kreatif dan produktif," katanya saat dikunjungi Bisnis Indonesia dalam kegiatan Jelajah Migas Sumut-Aceh 2024.
Sebagai informasi, Program Jelajah Migas Sumut-Aceh 2024 didukung oleh KKKS Sumbagut, termasuk EMP Tonga, EMP Gebang, Pertamina EP Pangkalan Susu Field, Pertamina EP Rantau Field, Harbour Energy, dan Pertamina Hulu Energy NSO.
Tomi menyebut bahwa desain inklusif ini tidak hanya mendukung kebutuhan difabel, tetapi juga menginspirasi usaha lain untuk membuka peluang kerja yang sama bagi mereka. “Konsep dan desain dari Inklusi Coffee di Rumah Kreatif Tamiang ini menjadi contoh dan referensi bagi tempat usaha baru, membuka lapangan pekerjaan bagi para difabel,” ujarnya.
Pj Bupati Aceh Tamiang, Asra, juga memberikan apresiasi atas kontribusi Pertamina EP Rantau Field dalam memberdayakan penyandang disabilitas. “Kini banyak difabel di Aceh Tamiang yang produktif dan bermanfaat bagi masyarakat. Bahkan, pemerintah daerah membuka ruang kerja yang lebih luas bagi mereka,” tuturnya. Asra berharap program ini terus berkelanjutan dan menjangkau lebih banyak sektor masyarakat, sehingga kesetaraan sosial dapat semakin terwujud.
Head of Communication Relations & CID Zona 1, Budi Ariyanto, menyebutkan bahwa Rumah Kreatif Tamiang juga berperan sebagai ruang edukasi untuk menanamkan nilai-nilai kesetaraan. Di sini, masyarakat umum dapat berinteraksi langsung dengan para difabel dan bahkan belajar bahasa isyarat dari staf difabel yang bekerja.
“Kesetaraan sosial bagi difabel bukan hanya cita-cita, tetapi kenyataan yang dapat diwujudkan melalui kolaborasi berbagai pihak,” tegas Budi. Ia menambahkan bahwa Pertamina EP Rantau terus mendorong perkembangan para difabel agar lebih mandiri dan memberikan dampak positif yang lebih luas.
M.Yasir, Ketua Kelompok Pengelola Inklusi Coffee yang merupakan penyandang tuna rungu dan tuna wicara, menyampaikan apresiasinya terhadap Pertamina EP Rantau Field. “Kami sangat bersyukur bisa bekerja dan memperoleh penghasilan tambahan,” ungkapnya melalui bahasa isyarat.
Komitmen pada Pilar Sosial, Kesehatan, dan Lingkungan
Vallerina, Analis Departemen Formalitas dan Komunikasi SKK Migas Perwakilan Sumatera Bagian Utara (Sumbagut), Vallerina, mengharapkan program seperti ini dapat terus berlanjut. “Kami optimistis kolaborasi ini dapat terus diperluas melalui program-program di bidang lainnya. Bersama-sama, kita dapat mengurangi hambatan dan menciptakan lingkungan yang lebih ramah bagi penyandang disabilitas,” tutur Vallerina.
Selain fokus pada pemberdayaan ekonomi, Pertamina EP Rantau Field juga menjalankan program di bidang kesehatan, seperti penanganan stunting dan peningkatan kesehatan kelompok difabel. Dalam bidang lingkungan, perusahaan aktif melakukan penanaman pohon termasuk target 2.500 pohon sepanjang tahun 2024 serta konservasi fauna langka dan ekosistem mangrove.
Semua upaya tersebut dilakukan untuk memberikan dampak positif langsung ke masyarakat. Kehadiran Pertamina EP Rantau Field juga mendukung terwujudnya Tujuan Pembangunan Berkelanjutan/Sustainable Development Goals (SDG’s) di bidang lingkungan, ekonomi, sosial dan kesehatan. Terutama poin ke sepuluh, yakni berkurangnya kesenjangan.