Bisnis.com, PADANG - Himpunan Wiraswasta Nasional Minyak dan Gas (Hiswana Migas) Sumatra Barat menyebutkan antrean panjang kendaraan yang kerap terlihat di sejumlah stasiun pengisian bahan bakar umum (SPBU) bukan semata-mata akibat keterlambatan penyaluran bahan bakar minyak (BBM).
Sekretaris Hiswana Migas Sumbar Jefri Abidin mengatakan dengan adanya kebijakan wajib bagi pengendara untuk memiliki barcode saat membeli BBM bersubsidi di SPBU juga menjadi penyebab antrean panjang kendaraan.
“Kami melihat antrean panjang yang terjadi di SPBU-SPBU yang ada di Sumbar itu bukan semata-mata soal keterlambatan atau kekosongan BBM di SPBU. Sejauh ini kami melihat, untuk penyaluran BBM yang dilakukan Pertamina Patra Niaga sudah sesuai dengan kuota dan ketentuan yang telah ada,” katanya, Senin (16/12/2024).
Jefri menjelaskan akhir-akhir ini antrean kendaraan yang terlihat di SPBU masih di dalam kondisi normal. Karena antren yang terjadi itu, adanya pelayanan wajib pengguna barcode bagi pengendara yang ingin membeli BBM bersubsidi.
“Diperkirakan untuk satu kendaraan itu pelayanannya paling cepat sekitar 5 menit, itu untuk yang pengguna barcode. Bila ada 20 unit kendaraan di SPBU yang antre, artinya waktu pelayanan 100 menit atau lebih dari satu jam,” jelasnya.
Dia berharap pengertian dan pemahaman dari masyarakat atau pengendara, agar tidak terlalu berlebihan menyikapi kondisi antrean di SPBU akhir-akhir ini.
Baca Juga
Apalagi tidak lama lagi akan tiba momen liburan Natal dan Tahun Baru (Nataru), kata Jefri, diperkirakan akan terjadi lonjakan lalu lintas kendaraan ke Sumbar. Sehingga untuk kebutuhan BBM ke SPBU, juga akan turut meningkat.
“Pemandangan antrean kendaraan di SPBU akan terlihat nantinya di momen Nataru. Soal bagaimana distribusi, Pertamina Patra Niaga memastikan stok sudah aman. Jadi pengendara tidak perlu khawatir,” ucapnya.
Kemudian, Sales Area Manager (SAM) Pertamina Patra Niaga Sumbar, Narotama Aulia Fazri menyebutkan bila dibandingkan kondisi antrean kendaraan di SPBU pada tahun 2022 lalu, memang terlihat parah. Bahkan akibat adanya antrean kendaraan di SPBU itu, mengganggu arus lalu lintas.
Namun belajar dari kondisi itu, pihaknya pun melakukan berbagai evaluasi dalam penyaluran BBM ke SPBU-SPBU. Hasilnya, persoalan antrean kendaraan di SPBU yang terjadi kini, bukan lagi soal kekosongan atau kelangkaan BBM.
“Jika pun masih terlihat ada antrean itu, hal tersebut terbilang masih normal dan wajar,” sebutnya.
Menurutnya kondisi antrean kendaraan di SPBU akhir-akhir ini itu, memang lagi terjadi peningkatan kendaraan untuk mengisi BBM di SPBU.
Supaya ketersediaan aman di SPBU itu, Pertamina Patra Niaga memastikan melakukan penyaluran sesuai dengan kuota dan kebutuhan di suatu daerah.
“Soal penerapan barcode itu, kami ingin pengguna BBM bersubsidi benar-benar tepat sasaran. Karena melalui wajib barcode tersebut, petugas di SPBU bisa memberikan pemahaman ke pengendara bahwa, ada ketentuan kendaraan mana saja yang boleh dan tidak boleh membeli BBM bersubsidi,” jelas Naro.