Bisnis.com, PALEMBANG – PT Semen Baturaja Tbk. (SMBR) optimistis menghadapi 2025 seiring dengan terpilihnya kepala daerah yang definitif melalui pemilihan umum (pemilu).
Direktur Utama Semen Baturaja Suherman Yahya menuturkan meskipun saat ini pemenang pemilihan kepala daerah (pilkada) masih dalam proses penghitungan, setidaknya pada tahun depan dapat dipastikan bahwa tahapan pemilu sudah selesai.
Dengan selesainya tahapan tersebut, perseroan optimistis bisa menangkap peluang di pasar seiring dengan maraknya pembangunan infrastruktur dan program 3 juta rumah yang dicanangkan pemerintah.
“Kita berharap pemerintahan daerah yang definitif, bisa memberikan kepastian terhadap pembangunan infrastruktur di daerah,” ujarnya dalam paparan publik (public expose), Jumat (6/12/2024).
Menurutnya, saat ini industri semen masih menghadapi tantangan kelebihan kapasitas (oversupply). Kondisi tersebut diperkirakan berlangsung hingga 2030.
Oleh karena itu, Semen Baturaja akan menggenjot potensi bisnis tanah liat putih (white clay) untuk menggenjot pendapatan dari segmen nonsemen pada 2025.
Baca Juga
White clay merupakan salah satu bahan baku penting dalam pembuatan pupuk nitrogen, phosphat, dan kalium (NPK), yang berfungsi sebagai perekat antara unsur nitrogen, fosfor, dan kalium yang menjadi penyusun pupuk NPK.
Bahkan, pada tahun lalu anak usaha PT Semen Indonesia (Persero) Tbk. itu telah memperoleh hak paten setelah diajukan sejak 9 Februari 2021. Dengan demikian, Semen Baturaja menjadi perusahaan semen pertama di Indonesia yang berhasil menghasilkan white clay sebagai produk sampingan.
“Semen Baturaja berperan mewujudkan program ketahanan pangan yang dicanangkan pemerintah melalui produk white clay,” ujarnya.