Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

GreenFest 2024 Edukasi Generasi Muda Unri Tentang Kelapa Sawit Berkelanjutan

Kelapa sawit perlu mendapatkan perhatian dari generasi muda agar dapat terus berlanjut memberikan dampak positifnya bagi perekonomian Tanah Air.
Kepala Perwakilan Bisnis Indonesia Pekanbaru Aang Ananda Suherma (kanan) menjadi moderator dalam event GreenFest with Sustainable Palm Oil di Universitas Riau, Pekanbaru Senin (25/11/2024). Hadir menjadi pembicara yaitu Dosen Agribisnis Fakultas Pertanian Universitas Riau Sakti Hutabarat (kiri), Deputy Director for Market Transformation Roundtable on Sustainable Palm Oil (RSPO) Mahatma Windrawan Inantha (kedua kiri) dan Sustainability Manager Apical Hendra Hosea (kedua kanan)./Istimewa
Kepala Perwakilan Bisnis Indonesia Pekanbaru Aang Ananda Suherma (kanan) menjadi moderator dalam event GreenFest with Sustainable Palm Oil di Universitas Riau, Pekanbaru Senin (25/11/2024). Hadir menjadi pembicara yaitu Dosen Agribisnis Fakultas Pertanian Universitas Riau Sakti Hutabarat (kiri), Deputy Director for Market Transformation Roundtable on Sustainable Palm Oil (RSPO) Mahatma Windrawan Inantha (kedua kiri) dan Sustainability Manager Apical Hendra Hosea (kedua kanan)./Istimewa

Bisnis.com, PEKANBARU – Kelapa sawit sebagai komoditas unggulan Indonesia, perlu mendapatkan perhatian dari generasi muda agar dapat terus berlanjut memberikan dampak positifnya bagi perekonomian Tanah Air.

Apical, perusahaan pengolah minyak nabati terkemuka di Indonesia bersama dengan Roundtable on Sustainable Palm Oil (RSPO) memberikan perhatian khusus pada upaya ini, dengan menggandeng Bisnis Indonesia dalam kegiatan GreenFest 2024 Sustainable Palm Oil di Universitas Riau, Pekanbaru.

Manajer Perwakilan Bisnis Indonesia Pekanbaru Aang Ananda Suherman menegaskan pentingnya menjaga kelangsungan komoditas ini sebagai salah satu aset penting Indonesia.  

“Kita semua, pihak terkait, berkomitmen untuk mendukung kelapa sawit karena komoditas ini harus dijaga. Sebelumnya, kita dikenal dengan rempah-rempah dan gula, tetapi sekarang hal itu sudah hilang. Jangan sampai sawit juga mengalami hal serupa,” ujarnya dalam event Bisnis.com dan Apical: GreenFest with Sustainable Palm Oil, Senin (25/11/2024).

Menurut Aang, salah satu upaya penting adalah memastikan tata kelola sawit dilakukan dengan baik. Ia berharap kegiatan ini dapat memberikan pencerahan bagi semua pihak agar hasil sawit dapat terus terjaga di masa depan.  

Kampus Universitas Riau (Unri) menyatakan terus mendukung pengembangan industri kelapa sawit yang berkelanjutan sebagai salah satu komoditas unggulan Provinsi Riau. 

Wakil Rektor III Bidang Kemahasiswaan dan Alumni, Hermandra menegaskan pentingnya kehadiran pelaku industri, seperti Apical, dalam memberikan wawasan dan informasi kepada generasi muda.  

“Kehadiran Apical ini sangat berarti, harapannya mereka dapat berbagi banyak informasi yang bermanfaat bagi mahasiswa dan generasi muda UNRI,” ujarnya.

Langkah sertifikasi Roundtable on Sustainable Palm Oil (RSPO) dinilai sebagai upaya tepat dalam memastikan keberlanjutan lingkungan. 

Dosen Agribisnis Fakultas Pertanian Universitas Riau, Sakti Hutabarat, menegaskan RSPO memiliki aturan yang benar terkait pelestarian alam, dimana adanya sertifikasi tidak hanya untuk kelapa sawit tetapi juga untuk dilakukan komoditas lain seperti kopi dan teh.  

"RSPO ini sudah benar dalam aturannya mengenai keberlanjutan alam. Terkait sertifikasi ini sebenarnya juga ada di komoditas lain, bukan hanya sawit," ujar Sakti.  

Deputy Director for Market Transformation Roundtable on Sustainable Palm Oil (RSPO), Mahatma Windrawan Inantha, mengungkapkan untuk menghasilkan produk dengan output setara, sawit hanya memerlukan seperempat lahan dibandingkan kedelai.  

"Dengan produktivitasnya yang luar biasa, kelapa sawit kini mencakup 16,8 juta hektare lahan di Indonesia, jauh melampaui estimasi hitungan awal yang diperkirakan Indonesia hanya punya perkebunan sawit sebesar 9 juta hektare. Bahkan ada potensi angka ini mencapai 21 juta hektare. Padahal aktivitas kita sehari-hari, dari bangun tidur hingga tidur lagi, hampir semuanya terkait dengan sawit," ungkapnya.

Mahatma menyoroti Indonesia merupakan konsumen terbesar sawit dunia, dengan permintaan mencapai 20 juta ton per tahun. Kebijakan pemerintah seperti B20, B30, dan B35 telah menyerap sebagian besar hasil sawit, khususnya untuk bahan bakar nabati (biofuel). 

Sementara itu, Sustainability Manager Apical Hendra Hosea mengatakan pihaknya saat ini telah memiliki fasilitas produksi yang tersebar di Sumatra, Jawa, Kalimantan, hingga luar negeri.  

"Kami sudah bergerak menuju renewable fuel dengan memanfaatkan limbah. Hampir semua pabrik kami memiliki sistem penanganan limbah untuk itu," ujarnya.

Guna mendukung keberlanjutan dan kelestarian lingkungan, Apical menggunakan teknologi satelit dan overlay untuk memverifikasi bahwa area kebun pemasok bahan baku mereka tidak terkait dengan deforestasi. 

"Kami bekerja sama dengan pemasok yang memiliki sustainability dan traceability yang baik. Ini adalah bagian dari tanggung jawab kami memastikan rantai pasok yang bersih," ungkapnya.

Apical juga aktif membantu petani sawit kecil (smallholders) mendapatkan sertifikasi Roundtable on Sustainable Palm Oil (RSPO). Hingga kini, sebanyak 1.373 kelompok petani telah memperoleh sertifikasi tersebut, dari total target 3.489 kelompok. "Kami menargetkan 1.000 kelompok tambahan akan mendapatkan RSPO pada 2025," pungkasnya.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Arif Gunawan
Editor : Ajijah
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper