Bisnis.com, PEKANBARU -- Di tengah persaingan industri kreatif khususnya fesyen, Batik Seikijang telah berhasil menorehkan prestasi gemilang sebagai produk unggulan di daerah Pelalawan, Riau.
Usaha batik yang dirintis oleh Kemiliana, atau yang akrab disapa Keli, tak hanya berhasil menarik perhatian masyarakat lokal, tetapi juga mulai merambah pasar busana muslim di Indonesia.
Keli melihat potensi besar batik dalam memenuhi kebutuhan mode busana muslim yang terus berkembang, terutama dengan corak khas yang memadukan nilai-nilai budaya Melayu.
Memang sebagai negara yang mayoritas penduduknya beragama Islam, Indonesia punya potensi pasar busana muslim yang sangat besar. Berdasarkan data Worldpopulationreview, Indonesia merupakan negara dengan penduduk muslim terbesar pada 2021, yakni sebanyak 231 juta jiwa.
Menurut The State of Global Islamic Economy (SGIE) Report 2023, Indonesia menduduki peringkat ketiga dalam Top 10 Modest Fashion dunia, setelah Malaysia dan Arab Saudi.
Melihat potensi yang besar itu, Batik Seikijang memilih untuk mengangkat motif khas seperti kijang, daun pandan, serta motif sawit yang unik, yang berhasil mengangkat kearifan lokal.
Baca Juga
"Kami juga mengembangkan varian motif seperti pucuk rebung dan tugu bono untuk menarik minat yang lebih luas, terutama bagi kalangan muslimah yang semakin menggemari pakaian dengan sentuhan budaya tradisional," ujar Keli saat dikunjungi tim Jelajah Ekonomi dan Keuangan Syariah Riau 2024, Rabu (28/7/2024).
Dia mengakui Batik Seikijang bahkan telah diminati oleh pejabat pemerintah seperti Menteri Pariwisata Sandiaga Uno dan selebriti Tanah Air, menunjukkan bahwa batik ini memiliki daya tarik yang besar di kancah nasional.
Dalam proses pengembangan usaha, dukungan finansial memang menjadi kunci penting. Sejak awal berdiri pada 2021, Batik Seikijang telah memperoleh suntikan modal dari Bank Riau Kepri (BRK) Syariah melalui program Kredit Usaha Rakyat (KUR). Modal ini dimanfaatkan untuk memperluas produksi dan renovasi galeri.
Awalnya, Keli hanya mampu memproduksi sekitar 100-200 lembar kain batik per bulan. Namun, berkat bantuan pembiayaan yang terus meningkat, kini Batik Seikijang mampu menjaga stabilitas produksi hingga menghasilkan omzet sekitar Rp50 juta per bulan.
"Dukungan BRK Syariah sangat membantu dalam mempertahankan dan mengembangkan usaha kami, terutama di masa pandemi. Pembiayaan ini memudahkan kami dalam belanja bahan baku serta memperluas pasar," ujar Keli.
Batik Seikijang kini memiliki 12 karyawan, yang terdiri dari 10 pengrajin dan 2 pekerja di galeri. Keli juga memberdayakan ibu rumah tangga sekitar untuk terlibat dalam produksi batik, membantu mereka mendapatkan penghasilan tambahan.
"Kami berusaha memberdayakan masyarakat lokal, terutama ibu-ibu yang sebelumnya hanya membantu suaminya di perkebunan sawit. Dengan keterampilan membatik yang mereka pelajari, ekonomi keluarga mereka pun terbantu," ungkap Keli.
Di tengah upayanya untuk terus memperluas jangkauan, Keli juga mempersiapkan langkah strategis untuk memasuki pasar ekspor.
"Kami sudah pernah ikut serta dalam ekspor ke Malaysia, namun masih melalui pihak ketiga. Ke depan, kami ingin mengurus sendiri agar bisa lebih optimal dalam memantau transaksi dan potensi penjualan," ujarnya.
Keli pun terus mengikuti pelatihan dan bimbingan dari pemerintah provinsi agar siap menembus pasar internasional. Tak hanya itu, dia juga berencana untuk mengembangkan lini produk baru yang menyasar segmen anak muda, terutama dengan menghadirkan batik printing yang cocok untuk pakaian jadi dalam jumlah besar.
Seiring dengan itu, Batik Seikijang semakin fokus pada strategi pemasaran digital. Selain melalui pameran-pameran, Keli mulai aktif berjualan di platform seperti TikTok dan Facebook, yang mulai menunjukkan hasil positif.
Ke depan, ia berharap bisa meningkatkan promosi dengan memanfaatkan program dukungan dari berbagai program pemerintah, termasuk seleksi sebagai UMKM unggulan oleh Bank Indonesia.
BRK Syariah melihat potensi besar Batik Seikijang tidak hanya dari segi keuntungan, tetapi juga dari nilai kearifan lokal yang diusung.
Pemimpin Divisi Sekretariat Perusahaan BRK Syariah Edi Wardana menyebutkan selain melihat usaha yang punya potensi besar, pihaknya juga mendukung kelestarian budaya yang diangkat oleh pengusaha lokal di Riau dan Kepri.
"Kami mendukung usaha kreatif seperti Batik Seikijang karena mencerminkan identitas budaya daerah yang kuat. Selain itu, batik ini juga memiliki peluang besar untuk berkembang, khususnya di pasar busana muslim," ujarnya.
Dengan segala upaya yang terus dilakukan, Batik Seikijang tak hanya berpotensi menjadi ikon busana muslim di Riau, tetapi juga menjadi simbol kebangkitan industri kreatif lokal yang mampu bersaing di pasar nasional dan internasional.
Dukungan BRK Syariah dan berbagai pihak lainnya menjadi fondasi penting bagi Keli dalam mewujudkan visi besarnya untuk membawa Batik Seikijang menuju panggung dunia.
Adapun program Jelajah Ekonomi dan Keuangan Syariah (EKSyar) Riau 2024 ini didukung oleh Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Riau, dan Bank Riau Kepri (BRK) Syariah.