Bisnis.com, PESISIR SELATAN — Kementerian Kesehatan (Kemenkes) meminta kepada pemerintah daerah di Provinsi Sumatra Barat untuk segera melakukan pendistribusian air bersih ke lokasi terdampak bencana banjir di Kabupaten Pesisir Selatan agar tidak menimbulkan dampak gangguan kesehatan.
Kepala Pusat Krisis Kesehatan Kemenkes Sumarjaya mengatakan dampak banjir di Pesisir Selatan sampai saat ini masih dirasakan masyarakat. Minimnya ketersediaan air bersih dan ditemukannya bangkai hewan ternak yang terbengkalai, dikhawatirkan dapat menjadi faktor risiko dalam timbulnya berbagai penyakit atau gangguan kesehatan masyarakat.
"Kurangnya ketersediaan air bersih serta tercemarnya sumber air, berpotensi menimbulkan penyakit seperti diare, kolera, maupun penyakit kulit. Kondisi seperti itu perlu segera ditangani," katanya, dalam keterangan resmi, Jumat (22/3/2024).
Dia menyebutkan dari koordinasi dengan dinas kesehatan setempat, saat ini sedang diupayakan penguatan promotif preventif sertai surveilans terhadap sistem kewaspadaan dini penyakit pasca banjir. "Untuk itu perlu koordinasi dengan berbagai pemangku kepentingan untuk penanganan segera,” ujar Sumarjaya.
Sementara itu, Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Sumbar Lila Yanmar mengakui bahwa selain penyediaan obat-obatan dan alat kesehatan memang sedang diupayakan penyediaan air bersih untuk keperluan minum dan masak.
Menurutnya setelah melihat kondisi di area terdampak banjir dan tanah longsor di Kabupaten Pesisir Selatan itu, perlu untuk segera melakukan upaya antisipasi gangguan kesehatan bagi masyarakat.
Baca Juga
“Kita butuh tempat penampungan air berkapasitas 200 liter, yang harganya tidak terlalu mahal. Perlu pula air mineral baik dalam galon maupun botol,” sebut Lila.
Dikatakannya selain tentang air bersih yang menjadi perhatian, persoalan terkait dengan bangkai hewan yang berserakan dimana-mana, juga dikhawatirkan dapat mengganggu kesehatan masyarakat.
Menurut data yang disampaikan Dinkes Pesisir Selatan, ditemukan sekitar 5.000 ternak mati di wilayah Kecamatan Lengayang dan Kecamatan Kambang.
Lila mengatakan bangkai hewan tersebut akan mempengaruhi kebersihan air di lingkungan, menimbulkan bau busuk dan berpotensi menimbulkan berbagai gangguan Kesehatan.
“Sudah dilakukan penyemprotan untuk meminimalisir dampak yang dikhawatirkan bakal timbul. Namun upaya tersebut belum mencukupi untuk menjaga kesehatan masyarakat di sekitarnya,” jelas dia.
Soal bangkai hewan ini, kata Lila, bukan hanya tanggungjawab sektor kesehatan, namun juga perlu koordinasi dengan Dinas Peternakan, Dinas Lingkungan Hidup dan Dinas Pekerjaan Umum untuk penyediaan alat berat pengangkut bangkai hewan.
Sementara masyarakat dapat mengupayakan pengadaan air bersih untuk keperluan konsumsi dengan cara pemberian zat kimia tawas ke air sumur atau air sungai. Setelah diendapkan, air tersebut dapat dikonsumsi dengan aman.
Untuk itu, selain penyediaan air bersih, masyarakat korban banjir juga membutuhkan pakaian dalam untuk dewasa dan anak-anak, baik perempuan maupun laki-laki. Serta juga memerlukan kebutuhan makanan seperti telur, kentang, wortel juga perlu disiapkan, selain peralatan masak seperti kompor, tabung gas dan perlengkapannya.