Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

GAW Catat 11 Titik Hotspot di Sumbar

Berpotensi jadi Karhutla, GAW mencatat ada 11 titik hotspot di Sumbar
Penanganan karhutla di Kabupaten OKI, Sumsel. istimewa
Penanganan karhutla di Kabupaten OKI, Sumsel. istimewa

Bisnis.com, PADANG - Stasiun Pemantau Atmosfer Global (GAW) Bukit Koto Tabang mencatat terdapat 11 titik hotspot di wilayah Sumatra Barat pada hari Selasa (5/9).

Kepala Stasiun Pemantau Atmosfer Global (GAW) Bukit Koto Tabang Sugeng Nugroho menjelaskan dari 11 titik hotspot itu, dengan tingkat kepercayaan sedang ada sebanyak 9 titik, dan tingkat kepercayaan tinggi sebanyak 1 titik yang tersebar diwilayah Kabupaten Pesisir Selatan, Solok Selatan, dan Dharmasraya.

"Kepercayaan tinggi ini artinya potensi terjadi kebakaran hutan dan lahan (karhutla)," katanya di Padang, Selasa (5/9/2023).

Dia menjelaskan dari titik hotspot yang terpantau dari Sipongi KLHK itu, ada potensi kemudahan terbakar yakni dengan potensi tingkat kemudahan terbakar secara umum berada pada level rendah hingga sangat tinggi.

Lalu untuk level sedang tersebar hampir di seluruh wilayah Sumbar. Namun bila dilihat lebih detail untuk kondisi kabupaten dan kota, maka untuk level sangat tinggi juga terpantau berada di wilayah Mentawai, Dharmasraya, Pesisir Selatan, Sijunjung, dan Solok Selatan.

Dari potensi yang ada itu, kata Sugeng, tingkat kemudahan penyebaran api secara umum berada pada level rendah dan hingga sangat tinggi.

Untuk level sedang tersebar hampir di seluruh wilayah Sumbar."Kalau melihat masing-masing daerahnya, untuk level sangat tinggi berada pada sebagian kecil wilayah Mentawai, Dharmasraya dan Pesisir Selatan," jelasnya.

Melihat adanya 11 hotspot itu, maka ada potensi terjadi karhutla di Sumbar. Supaya karhutla tidak terjadi, masyarakat diimbau untuk tidak dengan sengaja melakukan kebakaran lahan, karena dalam kondisi yang kering, sangat mudah terjadi karhutla.

"Potensi ini bisa diatasi, bila masyarakat sadar. Jadi sangat diharapkan hentikan dulu aktivitas membakar-bakar bekas rumput dan lainnya di lahan pertanian dan perkebunan, karena sangat berisiko terjadi karhutla," imbaunya.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper