Bisnis.com, PADANG - Bank Dunia (World Bank) melakukan kunjungan kerja ke Pemerintah Kota Padang, Sumatra Barat, dalam rangka studi diagnostik peningkatan pendapatan asli daerah (PAD).
Pada kesempatan itu, Konsultan Administrasi Publik Bank Dunia Naranggi Pramudya Soko mengatakan kunjungan ke Pemko Padang itu untuk melakukan studi diagnostik dasar administrasi pendapatan asli daerah sekaligus diskusi terkait dukungan yang diperlukan untuk peningkatan PAD.
"Jadi sesuai dengan district labs yang merupakan bentuk kolaborasi antara Bank Dunia, Kementerian Dalam Negeri, Kementerian Keuangan dan enam kabupaten dan kota percontohan di seluruh Indonesia untuk mendukung upaya peningkatan PAD," katanya di Padang, Rabu (10/5/2023).
Tidak hanya di Padang, World Bank juga mengambil enam sampel yang berada di kabupaten dan kota di Indonesia yaitu Semarang, Makassar, Gorontalo, Manggarai Barat, dan Tangerang.
Menurutnya alasan di Padang, karena hampir 70 persen PAD Kota Padang berasal dari pajak daerah. "Jika kita fokus maka ini akan menghasilkan peningkatan PAD," ujarnya.
Sementara itu, Analis Riset Bank Dunia Raka Rizky Fadilla menambahkan bahwa kondisi ekonomi Kota Padang didukung oleh sektor perdagangan besar dan eceran, bengkel kendaraan bermotor dan industri manufaktur.
"Untuk itu selama di Padang, World Bank akan melakukan studi diagnostik dasar administrasi pendapatan asli daerah," tegasnya.
Sekdako Padang Andree Algamar yang menyambut kunjungan dari dua pihak World Bank itu mengatakan dengan adanya kedatangan World Bank, Pemko Padang menilai perlu adanya brainstorming untuk meningkatkan PAD ini.
"Adanya kunjungan dari bank dunia, atas nama Pemko Padang meminta bantuan agar dapat berdiskusi sekaligus mensosialisasikan strategi peningkatan PAD," sebut dia.
Andree juga mengatakan butuh usaha dan inovasi serta strategi untuk meningkatkan PAD di Kota Padang "Dengan inovasi dan usaha dapat meningkatkan PAD melalui inovasi yang diciptakan," sambungnya.
Untuk itu Pemko Padang berharap kedatangan dari pihak World Bank tidak hanya sebatas ada studi, tapi bisa menjadi tempat diskusi Pemko Padang untuk meningkatkan PAD.
