Bisnis.com, MEDAN - Anak kecil itu duduk terpaku. Matanya takjub memandang sehelai kain yang selalu dikenakan ibunya pada berbagai acara adat di kampung. Kesan yang terpancar begitu mempesona hingga membuatnya takjub.
Beranjak dari rasa penasaran dan kekaguman itu, muncullah keinginan pada diri sang bocah untuk mengabdi sebagai pelestari kain kebanggaan Tanah Batak, ulos.
Perjuangan bocah asal Tarutung, Kabupaten Tapanuli Utara, Sumatra Utara, tersebut membuahkan hasil. Puluhan tahun berselang, dia kini dikenal sebagai kolektor ulos terkemuka di Tanah Air maupun mancanegara. Dialah Torang Sitorus.
Torang, 40 tahun, sudah dua dekade terakhir menggeluti dunia ulos hingga membawanya berkeliling dunia.
Mulai dari Tanah Batak di Pulau Samosir, Sumatra Utara, lalu Bali, Singapura, Belanda, India dan lainnya. Setidaknya sudah 2.000 helai ulos menjadi koleksi Torang. Dedikasi Torang juga membuatnya dinobatkan dalam 75 ikon prestasi Pancasila pada 2020 lalu.
Jejak perjuangan Torang dalam melestarikan ulos kini terkemas dalam buku berjudul Identity in A Piece of Cloth The Batak Ulos.
"Di buku itu dituliskan bagaimana keluarga membentuk saya dari kecil, dari SMP, sudah diajak keliling Toba. Menceritakan tentang keindahan alam, tekstil dan wastra, jadi minat itu tumbuh dari rumah," kata Torang, Selasa (22/3/2022).
Identity in A Piece of Cloth The Batak Ulos merupakan buku setebal 376 halaman. Isinya merangkum kisah Torang secara apik. Seperti tentang awal mula dirinya mencintai ulos, filosofi dan pakem budaya batak. Buku ini juga menampilkan sejumlah foto dari 136 koleksi ulos terbaik sekaligus masing-masing penjelasannya.
Buku karya Torang diluncurkan di Kota Medan, Sumatra Utara pada Senin (21/3/2022) malam. Acara dimeriahkan penampilan busana yang kian memperlihatkan keistimewaan ulos.
"Siklus kita sebagai orang batak itu sangat erat dengan ulos. Mulai dari kelahiran, pernikahan hingga kematian. Ini membuat saya tertarik. Jadi perjalanan saya 20 tahun menjelajahi Tanah Batak menumbuhkan keinginan saya untuk membukukan itu," kata Torang.
Lebih lanjut, lelaki kelahiran 24 September 1977 ini mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang mendukung dirinya dalam proses pembuatan hingga peluncuran buku.
"Semoga buku ini bisa diterima dengan baik dan menjadi inspirasi kita semua warisan budaya leluhur Indonesia," kata Torang.
Bagi akademisi asal Universitas Sumatera Utara Fikarwin Zuska, buku Torang merupakan sosok yang istimewa karena telah mau mengabdikan dirinya sebagai pelestari ulos batak.
Menurut Fikarwin, buku Identity in A Piece of Cloth The Batak Ulos merupakan masterpiece yang memberi inspirasi bagi upaya melestarikan kebudayaan bangsa.
"Buku menginspirasi sebetulnya. Karena kita ini kaya dengan suku dan bangsa. Punya ulos, tenun dan sebagainya. Ini juga dorongan bagi para pemerhati untuk membuat buku seperti Bang Torang," katanya.
Peluncuran buku Torang Sitorus ini mendapat apresiasi oleh Bank Mandiri. Ada alasan tertentu yang membuat mereka tertarik mendukung Torang.
Di antaranya karena Torang sudah melahirkan karya-karya luar biasa yang mampu mengemas kekayaan budaya Nusantara menjadi lebih berarti.
Menurut Wealth Business Head Bank Mandiri Malhind Desianty, mereka bahkan mengikuti perjalanan Torang sejak mulai menyusun buku sekitar lima tahun lalu.
Buku Identity in A Piece of Cloth The Batak Ulos sudah dijual untuk umum seharga Rp1.500.000. Bank Mandiri juga menyediakan berbagai layanan transaksi bagi nasabah yang ingin membeli buku tersebut.
"Kain ulos merupakan salah satu budaya bangsa. Tenunannya memiliki khas berbeda-beda. Jika dulu ulos hanya dipakai pada acara-acara tertentu, ulos kini sudah terlhat di semua acara berkat sentuhan Torang Sitorus," ujar Malhind.
