Bisnis.com, PALEMBANG - Tangan kanan M. Apriyansah, 33 tahun, tak lepas mengenggam ponsel androidnya. Sembari mengantre, sesekali jempolnya mengusap layar ponsel memastikan aplikasi Bank SumselBabel Mobile yang baru saja ia unduh siap dipakai untuk membayar menu makan siang secara nontunai.
“Ini saya baru download aplikasinya, tertarik mau coba beli makanan pakai QRIS (Quick Response Code Indonesian Standard) Bank Sumsel Babel katanya tinggal scan langsung beres,” ujarnya kepada Bisnis saat menghadiri Festival Kuliner QRIS Bank Sumsel Babel di Kantor Pemkot Palembang, belum lama ini.
Halaman parkir kantor Pemerintah Kota Palembang pagi itu, 6 Oktober 2020, tak seperti biasanya. Tak hanya Apriyansah yang menyempatkan waktu mengunjungi pameran tersebut, tetapi ada puluhan pegawai di lingkungan kantor pemerintahan itu memadati lokasi acara.
Di tenda yang sama, tampak pula aneka jajanan kuliner yang dijual UMKM asli Palembang. Harganya pun dibanderol dengan sangat murah. Setiap makanan dan minuman hanya dijual senilai Rp63. Tak heran antrean seperti semut yang menemukan gula-gula.
Apriyansah mengaku selama menjadi nasabah Bank Sumsel Babel, dirinya lebih sering bertransaksi lewat mesin ATM. Keperluannya pun sekadar untuk tarik tunai atau transfer dari rekening gaji aparatur sipil negara (ASN) Satuan Polisi Pamong Praja (Satpol PP) Kota Palembang tersebut.
Sama halnya dengan Apriyansah, Retno Noviyanti, 33 tahun, mengaku baru kali pertama menggunakan QRIS Bank Sumsel Babel. ASN di BPKAD Kota Palembang itu merasa transaksi lebih mudah lewat QRIS yang tertanam di aplikasi Bank SumselBabel Mobile.
“Saya juga punya aplikasi bank lain, ternyata setelah saya ulik dan coba transaksi ternyata yang Bank Sumsel Babel juga mudah,” katanya.
Retno dan Apriyansah merupakan nasabah utama alias captive market Bank Sumsel Babel. sebagai bank pembangunan daerah (BPD), ASN merupakan segmen strategis bagi perusahaan untuk menyicipi inovasi layanan perbankan.
Lewat strategi menggelar festival kuliner QRIS dengan cukup membayar Rp63, perusahaan pun mampu menggaet banyak nasabah untuk memakai aplikasi besutan BPD tersebut. tak tanggung, Bank Sumsel Babel pun menargetkan akan terus menghelat kegiatan serupa di tiap kantor pemerintah/kabupaten yang ada di Sumsel maupun Babel.
Bank Sumsel Babel memperluas transaksi nontunai dengan barcode setelah resmi memperoleh izin penggunaan QRIS dari Bank Indonesia pada Juni 2020.
Direktur Utama Bank Sumsel Babel Achmad Syamsudin mengatakan pihaknya sangat concern terhadap transaksi digital bagi nasabahnya, apalagi di tengah masa pandemi.
“Ini menjadi bagian dari upaya kami untuk mendukung transaksi nontunai yang memudahkan nasabah maupun merchant,” katanya usai peresmian QRIS Bank Sumsel Babel, Rabu (19/8/2020).
Dia menerangkan sudah menjadi keharusan dunia perbankan saat ini untuk dapat bertransformasi menjadikan layanannya lebih simpel, cepat, akurat dan efisien, dengan tetap mengutamakan keamanan bagi nasabahnya.
Menurut dia, awalnya Bank Sumsel Babel telah membangun sistem quick response sendiri. Namun dalam perjalanannya, perusahaan menilai sistem tersebut malah menyulitkan nasabah dan merchant. Oleh karena itu, Bank Sumsel Babel pun mengajukan diri untuk bergabung dalam sistem pembayaran QRIS yang dirancang Bank Indonesia.
“Dengan demikian melalui QRIS maka konsumen maupun merchant akan mendapat kemudahan dalam transaksi nontunai,” katanya.
Dia memaparkan penggunaan QRIS sangat menguntungkan karena selain bersifat cashless, QRIS dapat ditransaksikan dari berbagai aplikasi berbasiskan mobile baik yang dikelola oleh lembaga perbankan maupun nonperbankan, karena sifatnya universal dan terintegrasi. Terhadap nasabah tidak dibebani biaya apapun.
Untuk penambahan merchant, lanjut Syamsudin, perusahaan bakal menggandeng sejumlah asosiasi UMKM, seperti asosiasi pempek dan restoran Padang.
Menurut dia, UMKM kuliner merupakan sasaran utama dalam pengembangan transaksi QRIS di Sumsel. Perusahaan pun menargetkan dapat menggandeng 2.000 UMKM dari berbagai sektor usaha sebagai merchant QRIS.
“Tapi memang fokusnya di sektor pangan karena ini terbukti mampu bertahan, mau resesi atau tidak resesi, masyarakat tetap butuh makan,” kata Syamsudin.
Diketahui, saat ini transaksi QRIS Bank Sumsel Babel telah mencapai sebanyak 2.005 transaksi, pihaknya menaksir peredaran uang dari transaksi tersebut sudah mencapai Rp600 juta. Adapun jumlah merchant yang telah digaet Bank Sumsel Babel sebanyak 1.643 merchant.
Terpisah, Khalisha Chintami, 20, pemilik usaha minuman Chiboba di Kecamatan Tebing Tinggi, Kabupaten Empat Lawang,mengaku tertarik menjadi merchant QRIS Bank Sumsel Babel.
Remaja yang memulai usahanya satu bulan lalu itu menilai transaksi nontunai sudah menjadi bagian dari gaya hidup masyarakat, terutama kalangan milenial.
“Saat Bank Sumsel Babel menawarkan jadi merchant dan ikut festival QRIS saya langsung berminat karena pasti memudahkan transaksi. Yang jelas tidak perlu menyiapkan uang receh untuk kembalian,” katanya.
Serba Digital
Berdasarkan data Bank Indonesia Perwakilan Sumsel, volume transaksi digital banking terus meningkat sebesar 7,53 persen per Mei 2020 (month to month) atau sebanyak 384,3 juta transaksi.
“Hal ini mengindikasikan masyarakat sudah mulai nyaman menggunakan digital banking untuk bertransaksi,” kata Kepala Perwakilan BI Sumsel Hari Widodo.
Menurut Hari, peningkatan volume transaksi digital banking juga didorong inovasi perbankan yang mulai melakukan digitalisasi proses bisnis perbankan. Salah satunya Bank Sumsel Babel
Bank sentral pun mengapresiasi langkah Bank Sumsel Babel untuk terlibat dalam pengembangan QRIS. Diketahui, Bank Sumsel Babel merupakan 1 dari 7 BPD yang telah mengantongi izin penggunaan QRIS.
“Ini cukup membanggakan, karena Bank Sumsel Babel resmi dapat izin QRIS sebagai alternatif kanal pembayaran nontunai,” kata Hari.
Hari mengatakan pihaknya berharap BPD tersebut juga dapat menggarap pengguna QRIS secara lebih luas, tidak hanya dari sisi merchant tetapi juga seluruh segmen nasabah Bank Sumsel Babel.