Bisnis.com, PEKANBARU - Balai Diklat Keuangan Pekanbaru mengumumkan kemungkinan besar tidak akan membuka pendaftaran masuk Politeknik Keuangan Negara (PKN) Sekolah Tinggi Akuntansi Negara (STAN) pada tahun ini.
Misail Palagia, Kepala BDK Pekanbaru, menjelaskan bahwa proses pendaftaran PKN STAN memiliki rentang waktu yang panjang yang saat ini terkendala pelaksanaannya akibat wabah Covid-19. Adapun sejauh ini, Sekretaris Jenderal Kementerian Keuangan belum mengeluarkan pengumuman resmi terkait pendaftaran PKN STAN.
“Hampir dipastikan tahun ini kemungkinan besar tidak akan membuka pendaftaran karena proses pendaftaran STAN sendiri kan memiliki rentang waktu yang panjang karena ada proses lelang,” kata Misail melalui konferensi pers virtual, Selasa (28/4/2020).
Dirinya melanjutkan bahwa anggaran yang dihemat oleh PKN STAN saat ini telah diserahkan ke Badan Pendidikan dan Pelatihan Keuangan (BPPK),
Adapun proses belajar mengajar di PKN STAN saat ini masih dilakukan secara daring dan belum ada aktivitas tatap muka.
Berdasarkan laporan BDK Pekanbaru, terdapat total 125 peserta diklat pada kuartal I/2020. Sementara itu, sudah ada 5.861 jamlator diklat yang didistribusikan.
Adapun, BDK Pekanbaru mendapatkan pagu belanja senilai Rp10,12 miliar untuk tahun anggaran 2020 yang sudah terealisasi senilai Rp2,51 miliar selama periode tiga bulan pertama tahun ini.
BDK Pekanbaru: Pendaftaran PKN STAN Masih Tunggu Keputusan Sekjen Kemenkeu
Balai Diklat Keuangan Pekanbaru mengumumkan kemungkinan besar tidak akan membuka pendaftaran masuk Politeknik Keuangan Negara (PKN) Sekolah Tinggi Akuntansi Negara (STAN) pada tahun ini.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel
Penulis : Dwi Nicken Tari
Editor : Sutarno
Konten Premium
Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.
1 jam yang lalu
Lo Kheng Hong Ungkap Alasan Borong Saham Bank Danamon (BDMN)
Artikel Terkait
Berita Lainnya
Berita Terbaru
19 jam yang lalu
Periode Nataru, Konsumsi BBM di Kepri Diprediksi Turun 2,4%
19 jam yang lalu