Bisnis.com, PALEMBANG – Pemerintah memperluas area gambut yang direstorasi seluas 40.000 hektare di Sumatra Selatan hingga 2020 mendatang.
Deputi I Badan Restorasi Gambut (BRG), Budi S. Wardhana, mengatakan awalnya lahan gambut yang direstorasi seluas 168.000 ha namun ditambah berdasarkan sejumlah pertimbangan.
“Penambahan itu karena masih ada lahan gambut yang terbakar pada 2016—2017, masih ada pembukaan di wilayah gambut utuh serta adanya perubahan data peta gambut,” katanya saat rapat koordinasi dan sosialiasi rencana restorasi ekosistem gambut (RREG) 2018—2023 di Palembang, Kamis (16/5/2019).
Dia mengatakan metode restorasi yang digunakan masih sama seperti tahap awal di mana melibatkan daerah tersebut untuk pengelolaannya.
Budi menjelaskan penambahan areal restorasi gambut tidak hanya di Sumsel melainkan di 6 provinsi lain yang masuk dalam program restorasi gambut.
“Total gambut yang direstorasi di 7 provinsi itu yakni seluas 2,67 juta ha dari sebelumnya 2,42 juta ha. Jadinya totalnya ada penambahan luasan 200.000 ha,” katanya.
Baca Juga
Menurut Budi, untuk memantau kondisi gambut memang tergolong sulit karena biasanya berada di remote area. Apalagi, kata dia,pihaknya tidak punya perangkat untuk patroli lahan gambut yang tersebar di Tanah Air.
Sementara itu Staf Ahli Gubernur Sumsel Bidang Perubahan Iklim, Najib Asmani, mengatakan lahan gambut yang paling parah banyak berada di Kabupaten Ogan Komering Ilir (OKI).
“Kondisi gambut yang parah ada di OKI karena memang lahan gambut yang paling banyak dikelola ada di sana sekitar 700.000 ha,” ujarnya.
Najib memaparkan ekosistem gambut tercatat seluas 1,2 juta ha yang tersebar di sejumlah daerah, selain OKI lahan gambut juga berada di Kabupaten Ogan Ilir, Banyuasin, Muara Enim, Musi Banyuasin, Musi Rawas dan Pali.