Bisnis.com, PALEMBANG – Tim pengendalian inflasi daerah dan Satgas Pangan Bangka Belitung memperkuat sinergi untuk mengawal pergerakan inflasi dari komoditas ikan-ikanan sepanjang paruh kedua tahun 2018.
Kepala Tim Kantor Perwakilan Bank Indonesia Babel Edhi Rahmanto Hidayat mengatakan komoditas ikan menjadi salah satu komoditas yang mempengaruhi pergerakan inflasi di provinsi itu.
“Salah satu upaya yang dilakukan adalah penguatan sarana dan prasarana dan penguatan kelembagaan kelompok nelayan, agar kemandirian nelayan juga meningkat,” katanya dalam keterangan pers yang diterima bisnis.com, Kamis (2/8/2018).
Selain itu, kata Edhi, efisiensi tata niaga melalui optimalisasi pasar lelang ikan juga dapat berkontribusi dalam mengontrol harga ikan yang terbentuk di level pedagang besar dan eceran.
Menurut dia, pihaknya telah melakukan edukasi kepada pedagang di pasar terkait implementasi harga acuan beberapa komoditas yang telah ditetapkan pemerintah.
Dia melanjutkan risiko inflasi yang muncul dari kelompok bahan makanan perlu diantisipasi. Hingga bulan Juli 2018, inflasi tahunan bahan makanan sudah mencapai 7,88% (year on year/yoy).
Inflasi yang terjadi dari kelompok bahan makanan tersebut sebagian besar didorong oleh komoditas ikan–ikanan.
Dalam kaitan ini, kata dia, TPID berkomitmen untuk terus menjaga stabilitas harga dengan fokus pada upaya menjamin pasokan, distribusi, serta menjaga ekspektasi inflasi.
Edhi melanjutkan untuk menjaga stabilitas inflasi, Bank Indonesia akan terus berkoordinasi dengan pemerintah daerah dan instansi terkait lainnya.
“Perbaikan tata niaga agar lebih efisien menjadi salah satu upaya pengendalian petani. Ke depan, perumusan kebijakan jangka panjang perlu diperkuat agar inflasi yang terkendali dapat dipertahankan dan dapat mendukung pertumbuhan ekonomi Babel yang lebih berkualitas,” ujarnya.