Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Sebaran Penduduk Miskin Sumsel di Perkotaan Naik 0,08%

Sebaran persentase penduduk miskin menurut kota dan desa menunjukkan untuk wilayah kota 9,10% atau naik pada Maret tahun ini.
Warga beraktivitas di pemukiman kawasan Menteng Pulo, Jakarta, Senin (11/9/2023). Bisnis/Arief Hermawan P
Warga beraktivitas di pemukiman kawasan Menteng Pulo, Jakarta, Senin (11/9/2023). Bisnis/Arief Hermawan P

Bisnis.com, PALEMBANG — Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat persentase penduduk miskin Sumatra Selatan di wilayah perkotaan mengalami peningkatan pada Maret 2025. 

Kepala BPS Sumatra Selatan (Sumsel) Moh Wahyu Yulianto mengatakan penduduk miskin Sumsel di kota naik sebesar 0,08% terhadap September 2024. Sedangkan untuk wilayah pedesaan, penduduk miskin Sumsel tercatat turun 0,64% poin.

“Sebaran persentase penduduk miskin menurut kota dan desa menunjukkan untuk wilayah kota 9,10% atau naik pada Maret tahun ini,” ujarnya dalam rilis berita statistik (BRS), Jumat (25/7/2025). 

Namun demikian, Wahyu mengungkapkan bahwa secara absolut penduduk miskin Sumsel pada Maret secara persentase sebesar 10,15%. Jumlahnya yakni tercatat sebanyak 919,60 ribu atau berhasil turun sebanyak 29,2 ribu orang. 

“Atau terjadi penurunan (penduduk miskin) sebesar 0,36% poin dari September 2024,” jelasnya.  

Dia menerangkan, pada Maret 2025, rata-rata 1 rumah tangga miskin di Sumsel memiliki 4,88 anggota rumah tangga. 

Dengan begitu, garis kemiskinan rumah tangga di wilayah itu sebesar Rp2,83 juta per rumah tangga miskin atau Rp581.702 per kapita.

“Sehingga apabila mereka (masyarakat) berada di bawah garis kemiskinan ini tentu akan dikategorikan sebagai penduduk miskin,” kata dia. 

Adapun komoditas-komoditas yang memberikan pengaruh besar terhadap kemiskinan adalah beras, rokok kretek filter, daging ayam ras, telur ayam ras, serta mie instan. 

Sejalan dengan itu, sebelumnya Plt Pimpinan Wilayah Bulog Sumsel Babel Rasiwan mengatakan bahwa penerima bantuan beras pemerintah pada tahun 2025 di wilayah Sumsel mengalami penurunan. 

Menurutnya, secara nasional, pada tahun sebelumnya penyaluran bantuan pangan digelontorkan kepada 22 juta KPM, dan tahun ini turun menjadi 18 juta KPM.

Sedangkan untuk wilayah Sumsel Babel yang sebelumnya mencapai 6.000 ton untuk satu periode pada 2024, menjadi 5.000 ton di tahun ini. 

“Dengan penurunan penerima beras ini, artinya masyarakat Sumsel lebih sejahtera atau sudah meningkat kesejahteraannya. Jadi tidak berhak menerima bantuan pangan beras,” jelasnya. 


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Editor : Ajijah
Bisnis Indonesia Premium.

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Bisnis Indonesia Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro