Bisns.com, PADANG PANJANG — Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) telah menuntaskan pembangunan dua infrastruktur vital yang terdampak akibat bencana banjir bandang atau galodo di wilayah Kabupaten Tanah Datar, Sumatra Barat.
Kepala BNPB Suharyanto mengatakan infrastruktur yang dibangun itu Jalan Lubuk Mata Kucing di Kelurahan Pasar Usang, Kecamatan Padang Panjang, yang menjadi akses utama warga yang menghubungkan Kabupaten Tanah Datar dan Kota Padang Panjang. Kemudian ada infrastruktur lainnya yakni Jembatan Tanah Bato di Kelurahan Ganting, Kecamatan Padang Panjang
“Kedua objek tersebut dibangun menggunakan Dana Siap Pakai (DSP) BNPB dengan rincian anggaran Rp7,4 miliar untuk Jalan Lubuk Mata Kucing dan Rp1,9 miliar untuk Jembatan Tanah Bato,” ujarnya dalam keterangan resmi, Sabtu (5/7/2025).
Dengan telah siapnya infrastruktur itu dan juga sudah bisa digunakan, dia mengajak masyarakat untuk menjaga infrastruktur yang telah dibangun, serta memelihara tata ruang dan lingkungan sehingga terhindar dari bencana di masa yang akan datang.
Jalan sepanjang 200 meter di Lubuk Mato Kuciang yang sebelumnya rusak, kini sudah diperbaiki. Begitu juga dengan jembatan Tanjung–Tanah Bato yang sudah dibangun ulang. Seluruh pekerjaan ini dibiayai dari Dana Siap Pakai (DSP) BNPB tahun 2024 dengan total anggaran lebih dari Rp9,3 miliar.
“Saya juga telah meresmikan dua infrastruktur itu, artinya kini infrastruktur jalan tersebut telah bisa dimanfaatkan masyarakat,” katanya.
Baca Juga
Seperti diketahui, dari tahun 2023 hingga 2024 menjadi yang berat bagi Sumbar karena dipenuhi dengan rentetan kejadian bencana masif yang menimbulkan korban jiwa.
Pada Desember 2023, Gunung Marapi mengalami erupsi signifikan yang melontarkan material vulkanik dalam jumlah besar, menutupi lereng dan aliran sungai dengan endapan abu dan batuan. BNPB mencatat terdapat 23 orang meninggal dunia akibat erupsi Gunung Marapi ini.
Lalu di awal Maret 2024, wilayah Sumbar dilanda banjir bandang akibat curah hujan ekstrem. Bencana tersebut melanda sebagian besar daerah dan mengakibatkan 28 orang meninggal dunia dan 4 orang dinyatakan hilang.
Belum selesai duka itu, pada 11–12 Mei 2024 terjadi banjir lahar dingin yang sangat destruktif. Aliran lahar membawa lumpur, batu, kayu, dan material vulkanik ke sungai-sungai hilir. Akibatnya, infrastruktur hancur, pemukiman rusak, serta menewaskan 63 orang.
Peristiwa bencana tersebut tidak hanya menorehkan duka mendalam, namun juga melumpuhkan aktivitas warga. Dengan diresmikannya jembatan dan jalan di Kota Padang Panjang ini, Suharyanto berharap aktivitas sosial dan perekonomian masyarakat sekitar kembali seperti sedia kala.