Bisnis.com, MEDAN – Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Sumatra Utara menggandeng 2.000 aparatur sipil negara (ASN) dan guru di wilayah ini untuk meningkatkan literasi dan inklusi keuangan di dunia pendidikan, khususnya untuk menghambat perkembangan judi online berkedok gim online di kalangan para pelajar.
Kepala OJK Sumut Khoirul Muttaqien mengatakan, perkembangan teknologi membuat kegiatan judi yang dibalut dengan gim online semakin marak. Pusat Pelaporan dan Analisis Transaksi Keuangan (PPATK) mengungkapkan, Indonesia menjadi negara dengan jumlah pemain judi online tertinggi, yakni mencapai 4 (empat) juta orang. Dengan kata lain, kurang lebih ada 440 ribu (11%) orang berusia antara 10 sampai dengan 20 tahun yang terjerat judi online di Indonesia.
Khoirul mengingatkan agar para guru mewaspadai aktivitas siswa yang bermain judi online berkedok gim online, yang menawarkan keuntungan dengan mempertaruhkan sejumlah uang yang perlu ditransfer ke rekening atau akun tertentu.
“Saya harap Bapak/Ibu Guru dapat memberikan perhatian lebih dalam lagi kepada seluruh siswa agar menjauhi aktivitas judi, khususnya judi online,” kata Khoirul Muttaqien dalam Kick Off Bulan Literasi Keuangan 2025 di Medan, dikutip Kamis (29/5).
Tak hanya judi online, teknologi juga turut memunculkan jenis penipuan baru yang mengatasnamakan investasi. Khoirul menyebut banyak modus penipuan baru mengatasnamakan investasi dengan penawaran keuntungan yang tinggi.
Dikatakannya, masyarakat harus waspada terhadap sisi lain dari transaksi keuangan di era digital ini, sehingga pemahaman masyarakat akan produk investasi perlu ditingkatkan. Hal ini sejalan dengan peta jalan Tim Percepatan Akses Keuangan Daerah tahun 2025, yakni Akselerasi Produk/Layanan Pasar Modal.
Baca Juga
“Masyarakat harus waspada terhadap investasi dan pinjaman online ilegal. Selalu pastikan legalitasnya dan pastikan manfaat yang ditawarkan melalui dua indikator, yaitu aspek legalitasnya dan kelogisannya. Kemudian, ukur kapabilitas masing-masing dalam memenuhi kewajiban yang akan timbul sehubungan dengan penggunaan produk dimaksud,” jelasnya.
Disampaikan Khoirul, OJK berperan vital dalam melindungi konsumen dan masyarakat. OJK tak hanya bertugas dalam pengaturan dan pengawasan, tapi juga dalam pengembangan serta perlindungan konsumen di sektor jasa keuangan.
Kegiatan edukasi keuangan yang dilakukan bersamaan dengan peringatan Bulan Literasi Keuangan (BLK) 2025 tersebut merupakan wujud nyata komitmen OJK dalam meningkatkan literasi dan inklusi keuangan di Sumatra Utara. Sebanyak 2.000 ASN dan guru dilibatkan untuk mewujudkan misi ini.
Adapun Kepala Dinas Pendidikan Sumut yang diwakili Kepala Bidang PTK, Syahdan Lubis, dalam agenda tersebut menyatakan dukungan Pemprov atas upaya OJK untuk meningkatkan literasi keuangan masyarakat.
Syahdan mengatakan upaya itu dapat membantu masyarakat mengelola keuangan secara efektif serta mampu membuat keputusan yang tepat dalam menggunakan produk dan jasa keuangan.
“Bapak/Ibu [guru] berperan penting dalam meningkatkan literasi keuangan di kalangan siswa. Pengetahuan dan keterampilan yang diperoleh pada kegiatan ini nantinya dapat diajarkan kepada peserta didik, sehingga dapat mengembangkan kemampuan mengelola keuangan secara efektif,” jelas Syahdan.