Bisnis.com, PALEMBANG — Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat nilai tukar petani atau NTP di wilayah Sumatra Selatan mengalami penurunan tajam pada April 2025.
Kepala BPS Sumatra Selatan Moh Wahyu Yulianto mengatakan NTP tercatat terkontraksi 7,12% menjadi 123,47.
“Kontraksi ini disebabkan oleh penurunan indeks yang diterima petani sebesar 5,90%, sedangkan indeks harga yang dibayar petani naik 1,31%,” jelas Wahyu, dikutip Sabtu (3/5/2025).
Dia menjelaskan dari lima subsektor pendorong NTP, hanya satu yang mengalami pertumbuhan positif yaitu hortikultura sebesar 95,24 atau naik 3,70%.
Sedangkan empat lainnya kompak terkontraksi, di antaranya adalah tanaman pangan yang terkontraksi 1,85%, tanaman perkebunan turun 8,82%, peternakan turun 1,38%, dan perikanan turun 1,29%.
“Dari empat subsektor itu, penurunan tertinggi terjadi pada tanaman perkebunan rakyat,” katanya.
Baca Juga
Wahyu menjelaskan komoditas yang diterima petani dengan penurunan harga cukup tinggi terdiri dari karet yang terkontraksi 14%, kemudian kopi turun 3,07%, gabah turun 1,21%, dan tandan buah sawit turun 1,5%.
Untuk konsumsi rumah tangga pada level pedesaan, lonjakan terpantau terjadi di tarif listik, konsumsi bawang merah, tomat sayur, cabe merah dan bawang putih.
“Sementara untuk biaya produksi, komoditas yang mengalami kenaikan yaitu sewa tanah untuk pertanian dan kemudian obat hama, pupuk, oli dan upah membajak,” katanya.