Bisnis.com, Banda Aceh, ACEH - Kantor Perwakilan Bank Indonesia (KPw BI) Aceh memperkuat upaya pengendalian inflasi jelang datangnya bulan suci Ramadan.
Kepala Perwakilan BI Aceh Agus Chusaini mengatakan upaya tersebut antara lain dengan melakukan evaluasi tim pengendalian inflasi daerah (TPID) se-Aceh untuk meningkatkan kapasitas dan kinerja.
"Kami juga mempererat koordinasi dengan pemerintah daerah, serta melakukan pemantauan harga secara berkala," kata Agus dalam keterangannya, dikutip Jumat (21/2/2025).
Dikatakan Agus, ada sejumlah komoditas yang perlu diwaspadai bergejolak dari sisi harga menjelang Ramadan seperti daging ayam ras, telur ayam, minyak goreng, gula pasir, cabai merah, serta bawang merah dan bawang putih. Komoditas-komoditas ini merupakan langganan penyumbang inflasi yang cukup tinggi di hampir setiap daerah di Indonesia.
Dari catatan Badan Pusat Statistik Aceh, cabai merah dan minyak goreng menjadi komoditas penyumbang inflasi tahunan yang dominan di Aceh, masing-masing berperan 0,40% dan 0,29% dari besaran inflasi Januari 2025 yang sebesar 1,61% (yoy).
Angka inflasi tahunan Aceh pada Januari 2025 ini diketahui lebih rendah dibandingkan Desember 2024 yang mencapai 2,17% (yoy). Kebijakan diskon tarif listrik yang dikeluarkan pemerintah menjadi pemicu penurunan angka inflasi Januari di Aceh.
Baca Juga
Begitupun secara bulanan, di mana cabai merah dan bawang merah menyumbang inflasi di Aceh pada Januari masing-masing sebesar 0,48% dan 0,09%.
Agus mengatakan pihaknya menerapkan strategi 4K dalam rangka menjaga stabilitas harga dan daya beli masyarakat. Strategi itu mencakup (1) keterjangkauan harga yang dilakukan lewat pengadaan pasar murah dan subsidi ongkos angkut; (2) ketersediaan pasokan dengan peningkatan produksi dan distribusi pangan; dan menjaga (3) kelancaran distribusi melalui kerja sama antar daerah.
Selain itu, BI Aceh juga menekankan perlunya (4) komunikasi yang efektif antara pemerintah dan pelaku usaha untuk mendukung pengendalian inflasi lewat koordinasi TPID dan pemanfaatan data harga pangan.
"Langkah-langkah ini diharapkan mampu menjaga keseimbangan pasokan dan harga pangan, terutama saat permintaan tinggi selama Ramadan nanti," ujarnya.
Lebih jauh, KPw BI Aceh juga mengimbau masyarakat untuk bijak berbelanja kebutuhan pokok menjelang maupun selama Ramadan. Agus mengatakan, peningkatan permintaan bisa berdampak pada peningkatan inflasi selama Ramadan.
Selain itu, masyarakat juga perlu cermat membandingkan harga untuk memperoleh barang dengan harga terbaik; dapat memilih alternatif barang pengganti jika harga barang yang diinginkan atau dibutuhkan tengah mahal; serta menghindari perilaku panic buying dan penimbunan karena bisa berdampak pada kelangkaan dan tingginya harga. (K68)