Bisnis.com, PALEMBANG -- Pemerintah Provinsi Sumatra Selatan (Sumsel) menyiapkan langkah-langkah untuk melakukan penyerapan beras petani sejalan dengan target pemerintah pusat mencapai 3 juta ton hingga bulan April tahun ini.
Penjabat Gubernur Sumsel Elen Setiadi mengatakan sepanjang Januari hingga April 2025, Perum Bulog ditugaskan untuk menyerap beras petani di wilayah Sumsel sebesar 161.000 ton.
Sementara potensi produksi gabah kering giling (GKG) di Sumsel dari Februari sampai Maret tahun ini sudah mencapai 784.206 ton atau setara dengan 450.370 ton beras.
Dengan demikian, pihaknya menentukan strategi agar beras petani dapat diserap dengan ketentuan harga pembelian pemerintah (HPP) baru yang dipatok Rp6.500 per kilogram.
“Kita siapkan strategi dan mitigasinya, baik yang akan diambil oleh Bulog dengan harga Rp6.500, maupun yang diluar Bulog (161.000 ton) kita upayakan harganya Rp6.500,” jelasnya usai melakukan rakor penyerapan gabah di Griya Agung, dikutip Rabu (12/2/2025).
Menurut Elen, upaya yang telah dilakukan oleh Bulog saat ini yaitu menjalin kerja sama dengan berbagai penggilingan meliputi RMP (rice milling plant) dan RMU (rice milling unit) serta berbagai mitra Bulog.
Baca Juga
Namun, meski telah berjalan, kapasitas yang tersedia masih dibawah jumlah yang dibutuhkan dan akan terus ditingkatkan.
“Tapi yang terpenting itu harga gabah yang diluar diambil oleh Bulog, masih ada yang di bawah Rp6.500, tentu dengan berbagai catatan. Kita sudah himpun [catatan] dan akan kita laporkan segera dengan kementerian terkait sebagai evaluasi langkah kebijakan,” jelas Elen.
Sementara untuk mengantisipasi hal serupa terjadi kedepan, pihaknya di tingkat provinsi membentuk satuan tugas yang akan bertugas sampai masa panen raya di bulan Maret mendatang.
“Harga yang diterima petani bisa diterima dengan harga Rp6.500 dan Bulog bisa menyerap dan meningkatkan ketahanan pangan dengan penyediaan untuk stok cadangan beras pemerintah minimal 161.000 ribu ton,” katanya.
Di tempat yang sama, Pimpinan Perum Bulog Wilayah Sumsel dan Babel Elis Nurhayati mengatakan bahwa penyerapan yang dilakukan pada Januari tahun ini memang masih rendah.
Hal itu lantaran pihaknya masih tahap penyusunan kerja sama dengan sejumlah mitra makloon di wilayah tersebut.
“Mitra makloon kita saat ini hampir 10 mitra, dan catatan Januari memang masih rendah (penyerapan) karena masih menyusun kerja sama dengan mitra,” jelasnya.