Bisnis.com, MEDAN - Menteri Koordinator Bidang Pangan Zulkifli Hasan (Zulhas) menyebut bantuan sosial yang diberikan terus menerus berpotensi membentuk mental masyarakat jadi peminta.
Hal ini disampaikan Zulhas dalam Rapat Koordinasi Bidang Pangan di Medan hari ini, Selasa (21/1/2025) dalam rangka pelaksanaan sinkronisasi, koordinasi, dan pengendalian program swasembada pangan nasional di Sumatra Utara.
"Jangan kita latih terus masyarakat kita menerima bantuan. Nanti kita kasih [bantuan pangan] 10 kg beras, kalau kurang kita tambah lagi [bantuan tunai] Rp200-300 rb. Lama-lama rakyat merasa jadi orang kaya, main judol (judi online)," kata Zulhas.
Dikatakan Zulhas, swasembada pangan adalah salah satu upaya pemerintah untuk menggerakkan seluruh sektor.
Swasembada pangan disebutnya akan membuka lapangan pekerjaan yang lebih luas, terutama di sektor pertanian.
Dia juga menyinggung kondisi terkini pertanian Indonesia, mulai dari usia para petani yang semakin tua, terputusnya regenerasi, hingga banyaknya petani yang beralih profesi.
Baca Juga
Zulhas mengatakan dulunya para petani adalah pemilik lahan dan kebun sendiri. Namun saat ini, hampir 70-80% petani tak lagi memiliki lahan dan berubah menjadi buruh tani.
Keberadaan swasembada pangan ditekankan Zulhas menjadi kunci untuk mengembalikan kejayaan petani dan modal Indonesia untuk jadi bangsa yang maju.
Filosofi swasembada, terangnya, ialah untuk melatih rakyat bekerja keras agar mempunyai penghasilan yang cukup bahkan lebih, serta memiliki kreativitas menuju cita-cita menjadi bangsa yang kuat dan maju di 2045.
"Tapi kalau terus hanya membantu. Mentalnya jadi mental minta-minta. Kita seolah bangsa yang tak berdaya," jelasnya.
Rakor Bidang Pangan dalam rangka mendukung program Swasembada Pangan di Sumut pada Selasa (21/1) dihadiri oleh jajaran menteri dan wakil menteri di Kabinet Merah Putih serta lembaga terkait.
Sebelum Rakor, Zulhas juga memantau ketersediaan dan harga bahan pokok di Pasar Sei Sikambing Jalan Gatot Subroto, Medan. (K68)