Bisnis.com, PADANG - Pemerintah Provinsi Sumatra Barat bersama PT Bank Nagari menilai keberadaan perantau Minang turut berperan dalam memajukan UMKM untuk naik kelas yakni melalui sinergitas antara Sumbar dengan perantaunya.
Kepala Dinas Koperasi dan UKM Sumbar Endrizal mengatakan perantau Minang yang tergabung di dalam Ikatan Keluarga Minang (IKM) tidak hanya sebagai tempat berkumpulnya orang-orang Sumbar yang merantau, tapi melalui IKM juga turut mempromosikan produk UMKM.
"Hari Minggu (15/12) kemarin saya hadir pada Talk Show Festival Rantau Batuah di Jakarta. Di sana terlihat, banyak sekali produk-produk UMKM asal Sumbar yang dijual. Hal ini, merupakan bagian dari promosi, dengan demikian ada jalan bagi UMKM di Sumbar untuk naik kelas," katanya, Kamis (19/12/2024).
Dia menyebutkan ada dua model Diskop UKM Sumbar dalam mengembangkan UMKM. Pertama, mendorong pelaku usaha berkembang, dan di sisi lain perlu bahan baku.
Persoalan bahan baku itu, Endrizal berharap khususnya pedagang di Jakarta sebagai penyedia bahan baku untuk bisa memproduksi di Padang, seperti kain sulaman.
"Kalau bisa menyatu dengan Jakarta, maka harganya akan lebih murah. Tapi selama ini, bahan baku nya harus dibeli dulu ke Jakarta. Akibatnya, membuat harga sulaman jadi mahal," ujarnya.
Baca Juga
Dikatakannya tugas pemerintah adalah menjembatani antara ranah dan rantau, sehingga semuanya bisa mendapatkan bahan baku yang murah dan penjualan lebih banyak sekaligus harga jual kembalinya naik sedikit.
Di sisi lain, kata dia, rantau meningkat perekonomiannya dengan menyediakan bahan baku yang tidak didapatkan di Sumbar.
Dirinya berharap kepada perantau bisa bekerja lebih optimal lagi melalui IKM, untuk bisa bergerak menyediakan bahan baku dan produk, pada tahap awal ke tokoh-tokoh lalu kemudian bisa ke siapapun.
Sementara itu, melihat geliat sektor ekonomi UMKM, Direktur Utama Bank Nagari, Gusti Candra mengatakan potensi besar yang dimiliki Sumbar adalah UMKM. Bahkan, dia menyebut lebih dari 90% pengusaha di Sumbar merupakan pelaku UMKM.
"Kami di Bank Nagari akan membuat UMKM itu naik kelas dan go digital," tegasnya.
Dia menyebutkan perbankan bertugas menghimpun dan menyalurkan dana. Profil Sumbar untuk kreativitas usaha tidak memiliki isu atau persoalan.
Namin masalah yang dihadapi di Sumbar adalah bank to deposit ratio diperbandingkan antara orang yang meminjam dengan menyimpan dana lebih banyak meminjam.
"Jadi long deposit ratio itu di atas 100%. Untuk itu, kalau perantau mendukung Bank Nagari menggunakan produk dan menyimpan uang di Bank Nagari serta sebagainya, maka kapasitas bisnis Bank Nagari semakin besar, sehingga akan menimbulkan trust (kepercayaan publik)," katanya.
Gusti Candra menyebutkan dengan adanya perkembangan zaman dan kemajuan teknologi, para perantau bisa mengakses Bank Nagari di manapun dan kapanpun.
"Silakan bagi para perantau untuk mengakses web Bank Nagari untuk berkomunikasi atau kalau yang di Jakarta bisa mendatangi kantor yang di Melawai, Matraman dan Tanah Abang," katanya.
Selama ini, ujar Gusti Candra, bantuan kredit lunak dari Bank Nagari kepada pelaku UMKM sudah berjalan, khususnya bagi para perantau selama bisa menjaga reputasi.
"Kalau soal harga biasanya beda-beda tipis, khususnya bagi para perantau. Mungkin selama ini anggapan para perantau untuk mengakses bank itu harus datang ke kantor, tapi dengan kemajuan teknologi hari ini, kami ada Super Apps, namanya Ollin by Bank Nagari, itu sudah bisa masuk mengakses keuangan perbankan, itu beda dulu dengan sekarang," jelasnya.
Dia melihat potensi terbesar Minangkabau itu ada di perantau, karena memang dengan berbagai keterbatasan daerah.
Sumbar terkenal sebagai daerah yang sering kena bencana, kemudian ada persoalan tentang potensi industri skala besar, maka untuk menggerakkan Sumbar itu butuh support perantau dan salah satu suku yang memiliki nasionalisme itu adalah Minangkabau.
"Oleh karena itu, Minangkabau menunjukkan identitas dirinya dan menggunakan Bank Nagari sebagai bank lokalnya Sumbar," kata dia.
Terpisah, Ketua DPW IKM Jakarta, Braditi Moulevey Rajo Mudo dalam keterangan resminya menegaskan komitmen pihaknya bahwa UMKM perlu diperkuat, terutama dalam hal kelembagaan yang bisa membantu menyediakan modal usaha.
Moulevey mengajak para perantau pelaku UMKM terus bersinergi dengan pemerintah dalam menciptakan peluang baru, dan memanfaatkan teknologi serta digitalisasi untuk memperluas pasar.
"Era sekarang ini, kita harus lebih adaptif terhadap teknologi dan digitalisasi. Ini adalah kunci bagi UMKM untuk berkembang lebih cepat," tuturnya.