Bisnis.com, PEKANBARU -- Ekonom Universitas Riau Dahlan Tampubolon menyoroti ketimpangan ekonomi yang terjadi antarwilayah di Provinsi Riau.
Meski beberapa daerah seperti Pelalawan, Kampar, Siak, dan Bengkalis telah mencatat kinerja ekonomi yang baik berkat berkembangnya sektor industri di wilayah itu, kondisi berbeda terjadi di daerah lain seperti Rokan Hulu (Rohul) yang masih tertinggal karena minimnya industri pendukung.
"Rokan Hulu membutuhkan dukungan serius untuk mengembangkan sektor industrinya. Ketimpangan ini semakin nyata ketika melihat data kemiskinan. Kepulauan Meranti memang mencatat angka kemiskinan tertinggi di Riau, sementara jumlah penduduk miskin terbesar ada di Rohul," ungkapnya Jumat (13/12/2024).
Di sisi lain, Provinsi Riau diakuinya tetap menjadi magnet investasi. Saat ini, Riau menduduki peringkat teratas di Sumatra dan masuk dalam jajaran 10 besar provinsi dengan investasi terbesar secara nasional. Namun, Dahlan menilai kualitas investasi yang masuk masih menjadi pekerjaan rumah besar.
Menurutnya investasi yang datang ke Riau sering kali hanya berupa pergantian modal atau peningkatan teknologi di perusahaan yang sudah ada. Hal ini tidak berdampak signifikan pada pembukaan lapangan kerja baru.
Dirinya juga menyoroti pentingnya diversifikasi ekonomi di Riau, terutama pada sektor unggulan seperti kelapa sawit, kelapa, dan karet. Meskipun Riau merupakan produsen CPO terbesar nasional dan penghasil FAME terbanyak, dampaknya belum dirasakan langsung oleh masyarakat lokal.
Baca Juga
“Diversifikasi produk sangat penting agar nilai tambahnya bisa dirasakan oleh masyarakat. Tidak cukup hanya menjadi produsen bahan mentah, kita harus fokus pada hilirisasi,” tambahnya.
Dahlan menambahkan ketimpangan ekonomi antarwilayah dan pengelolaan investasi yang optimal masih menjadi tantangan besar bagi Riau. "Dukungan pemerintah pusat dan daerah serta keterlibatan semua pihak diharapkan dapat mendorong pemerataan pembangunan ekonomi di seluruh wilayah provinsi ini," ujarnya.