Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Desa Kebun Kelapa di Langkat Bakal Jadi Destinasi Wisata

DLH langkat bakal usulkan kebun kelapa sawit dijadikan destinasi wisata
Sejumlah warga memetik kangkung dari lahan demplot pertanian organik Kelompok Agro Lestari di Desa Kebun Kelapa, Langkat, Sumatra Utara. Kelompok binaan Bitra Indonesia ini baru saja meraih Sertifikat Proklim dari KLHK atas upaya-upaya mereka memitigasi perubahan iklim. Bisnis/Delfi Rismayeti
Sejumlah warga memetik kangkung dari lahan demplot pertanian organik Kelompok Agro Lestari di Desa Kebun Kelapa, Langkat, Sumatra Utara. Kelompok binaan Bitra Indonesia ini baru saja meraih Sertifikat Proklim dari KLHK atas upaya-upaya mereka memitigasi perubahan iklim. Bisnis/Delfi Rismayeti

Bisnis.com, MEDAN – Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kabupaten Langkat berencana mengusulkan Desa Kebun Kelapa di Kecamatan Secanggang menjadi salah satu destinasi wisata di kawasan ini.

Kepala DLH Langkat M Harmain mengatakan, Desa Kebun Kelapa memiliki potensi yang bisa dikembangkan untuk menarik wisatawan. Salah satunya lewat penerapan konsep pertanian organik oleh warga desa yang tergabung dalam Kelompok Agro Lestari.

Kelompok yang terbentuk pada 2022 tersebut memiliki demplot pertanian organik seluas kurang lebih 1.500 meter persegi yang diisi dengan aneka ragam sayuran dan rimpang. Bentuk perlakuan organik yang diberikan anggota kelompok kepada tanaman mereka terutama dengan penggunaan pupuk dari limbah kotoran sapi.

Adapun limbah tersebut berasal dari pengolahan kotoran sapi menjadi biogas yang sebelumnya telah pula dikembangkan oleh warga desa.

Dikatakan Harmain, kegiatan warga Desa Kebun Kelapa memiliki daya tawar kepada wisatawan agar mau berkunjung.

Tak hanya itu, konsep pertanian organik warga Desa Kebun Kelapa ini juga beririsan dengan Program Kampung Iklim (Proklim) yang dicanangkan Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK).

Dengan kata lain, secara tak langsung warga Desa Kebun Kelapa telah turut serta dalam pengurangan emisi gas rumah kaca dari sektor pertanian.

"Kami mengapresiasi program ini. Selain mengurangi pemakaian pupuk kimia, pertanian organik juga bisa mengendalikan perubahan iklim. Kami harap desa ini ke depannya bisa jadi destinasi wisata," kata Harmain usai Kampanye Produk Organik dan Sinergi Program Kampung Iklim di Desa Kebun Kelapa, Langkat, dikutip Rabu (23/10/2024).

Harmain pun mengatakan pihaknya akan berkomunikasi dan berkolaborasi dengan instansi-instansi terkait untuk pengembangan Desa Kebun Kelapa ke depan, terutama dengan Dinas Pariwisata Langkat.

Sejalan dengan itu, akses jalan masuk desa yang penuh lubang dan sebagian besarnya berbatu juga jadi perhatian. Harmain berjanji akan menyampaikan ke dinas terkait dan Bupati agar dapat dilakukan perbaikan.

"Soal jalan [masuk yang rusak] itu akan kami sampaikan ke Bupati," lanjutnya.

Adapun Desa Kebun Kelapa merupakan satu dari 3 desa di Langkat yang mendapat sertifikat Proklim dari KLHK.

Desa ini memiliki kelompok tani yang dinamakan Agro Lestari, kelompok binaan Bitra Indonesia, lembaga swadaya masyarakat berbasis di Medan yang giat mengampanyekan pertanian ramah lingkungan.

Sejak terbentuk pada 2022 lalu, Agro Lestari tumbuh dan aktif menerapkan prinsip-prinsip bertani maupun beternak secara organik. Terbukti dengan dibukanya demplot pertanian organik yang dikelola bersama oleh anggota kelompok.

Di atas lahan seluas kurang lebih 1.500 meter persegi, anggota kelompok yang kini berjumlah hampir 40 orang menanam aneka sayuran dan rimpang dengan perlakuan organik.Hasil kebun organik itu mereka manfaatkan sendiri, dan sebagiannya diperjualbelikan.

Lebih jauh, Kelompok Agro Lestari bersama Bitra Indonesia juga mengembangkan sistem pengolahan kotoran sapi menjadi biogas. Sebanyak 3 anggota kelompok kini telah menggunakan biogas kotoran sapi di rumah mereka alternatif bahan bakar untuk memasak selain gas elpiji.

Dalam kesempatan yang sama Direktur Pelaksana Bitra Indonesia Rosdiana mengatakan, pihaknya telah 3 tahun belakangan mendampingi warga Desa Kebun Kelapa mengembangkan pertanian ramah lingkungan.

"Isu organik ini kami gaungkan agar masyarakat petani di desa ini bisa mengurangi input bahan kimia untuk pengelolaan pertaniannya," kata Rosdiana.

Di samping memberi dampak dari sisi kesehatan bagi masyarakat yang mengonsumsi hasil kebun organik tersebut, Rosdiana mengatakan bahwa bertani secara organik berdampak pula pada kesuburan tanah.

Tak seperti pupuk kimia, penggunaan pupuk organik secara terus menerus justru akan memperkaya kandungan nutrisi dalam tanah, menjadikannya lahan yang subur bagi tanaman bertumbuh.

"Apa yang kami lakukan ini sekiranya membantu pemerintah untuk mencapai beberapa dari tujuan pembangunan berkelanjutan (SDGs goals)," tambahnya. (K68)


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper