Bisnis.com, PADANG - PT Pertamina Patra Niaga Regional Sumatera Bagian Utara (Sumbagut) menanam 1.000 bibit mangrove dalam rangka memperingati World Mangrove Day (Hari Mangrove Dunia) di kawasan Desa Wisata Taluak Buo, Kota Padang, Sumatra Barat.
Executive General Manager Pertamina Patra Niaga Regional Sumbagut Freddy Anwar mengatakan kawasan Taluak Buo merupakan sebuah desa wisata yang telah cukup lama menjadi perhatian dari Pertamina untuk dibantu dan dibina menjadi daerah yang memberikan dampak ekonomi bagi masyarakat setempat.
"Untuk mangrove di kawasan Taluak Buo ini sudah sejak lima tahun yang lalu kami bantu, sekarang sudah tumbuh bagus, dan terlihat kawasan hutan mangrove sangat hijau," katanya di Padang, Kamis (1/8/2024).
Selain itu dua tahun yang lalu, Pertamina Patra Niaga juga kembali melakukan penanaman bibit mangrove di kawasan yang sama. Kemudian kegiatan serupa juga dilakukan lagi yakni bertepatan pada momen Hari Mangrove Dunia 2024, dengan jumlah bibit yang ditanam sebanyak 1.000 bibit.
Freddy melihat keberadaan mangrove yang ada di kawasan Taluak Buo telah memberikan banyak manfaat bagi masyarakat, karena di kawasan hutan mangrove itu dapat menjadi salah satu bagi nelayan untuk menangkap ikan maupun kepiting.
"Ini dari sisi manfaat secara ekonomi saja. Namun sebenarnya manfaat mangrove ini sebenarnya juga berperan dalam abrasi pantai, sehingga kawasan Taluak Buo pantai tetap terjaga dengan baik," ujarnya.
Dia menyampaikan bicara soal kepedulian Pertamina Patra Niaga di kawasan Taluak Buo melalui Pokdarwis nya itu, selain mangrove, juga ada dari sisi mendukung UMKM, pariwisata, pendidikan, dan termasuk soal mengedukasi kepada masyarakat soal pentingnya menjaga mangrove.
Kemudian juga ada di sektor perikanan, dimana ada satu tempat tambak ikan kerapu yang juga berada di kawasan Taluak Buo, Pertamina hadir membantu memberikan alat pengukur kualitas air.
"Kenapa alat itu jadi perlu bagi nelayan tambak ikan kerapu, karena selama ini ikan-ikan di dalam tambak ada yang mati. Solusi perlu diketahui kualitas airnya. Jadi melalui alat itu, nelayan bisa tahu, kapan baik dan amannya melakukan budidaya ikan kerapu di dalam tambak tersebut," sebutnya.
Area Manager Comm, Rel & CSR Pertamina Patra Niaga Regional Susanto August Satria menambahkan perusahaannya menargetkan adanya bantuan yang diberikan itu, kedepannya bisa membantu masyarakat maupun Pokdarwis lebih mandiri untuk mengembangkan potensi yang ada, sehingga ekonomi yang bagus di kawasan desa tersebut.
"Harapan kami itu agar Desa Wisata Taluak Buo ini bisa lebih baik, sehingga banyak dikunjungi wisatawan," harapnya.
Dengan demikian, Satria menyatakan Pertamina Patra Niaga tidak hanya bicara soal bisnis nya saja, tapi melalui program TJSL juga turut membantu masyarakat supaya bisa tumbuh bersama dan maju bersama.
"Jadi untuk kawasan Taluak Buo ini berdekatan dengan Terminal BBM Teluk Kabung. Program TJSL ini memang ditargetkan dapat memberikan manfaatkan bagi masyarakat maupun Pokdarwis nya," ucap dia.
Di kesempatan yang sama, Gubernur Sumbar Mahyeldi mengatakan adanya sinergitas antara Pertamina Patra Niaga dengan pemerintah daerah ini, sebagai bentuk cita-cita bersama untuk membantu dan mendorong agar sebuah kawasan memunculkan ekonomi, sehingga dapat dirasakan dampaknya oleh masyarakat.
"Pertamina banyak bantu di Taluak Buo ini. Pokdarwis nya dibantu, ada UMKM juga, serta sektor lingkungan. Kami sangat berterima kasih dan mengapresiasi Pertamina," tegasnya.
Dengan adanya kepedulian dari Pertamina itu, Mahyeldi juga meminta kepada jajaran dinas di pemerintah daerah, untuk turut bergandengan dengan Pertamina, sehingga apa yang ditargetkan yakni memberikan ekonomi bagi masyarakat, bisa terwujud.
"Kalau Pertamina sudah bantu dari sisi lingkungan dan ekonomi. Kepada dinas-dinas terkait harusnya turut diiringi dengan cara melakukan semacam kegiatan yang mendukung dari upaya Pertamina itu. Seperti melakukan pelatihan atau penguatan SDM dari masyarakat maupun bagi Pokdarwis nya," pinta gubernur.
Selain itu, Ketua Pokdarwis Taluak Buo Khairul Mahmud juga mengatakan bahwa di kawasan Taluak Buo tersebut luas hutan mangrove sekitar 10 hektare. Dimana usia mangrove mulai dari puluhan tahun, hingga saat ini masih dilakukan perluasan penanaman bibit mangrove.
"Hutan mangrove di Desa Wisata Teluk Buo ini memang menjadi potensi daya tarik wisata yang dapat dikembangkan sebagai Ekowisata Mangrove Teluk Buo. Kami sangat beruntung turut dibantu oleh Pertamina," kata pria yang akrab disapa Kapten ini.
Adapun jenis mangrove yang terdapat di kawasan Taluak Buo tersebut rhizophora apiculata, sonneratia alba, avicennia corniculatum, bruguiera gymnorrhiza dan xylocarpus granatum.
Dia menyebutkan keindahan alam laut dan hutan mangrove serta kehidupan masyarakat pesisir pantai, sangat cocok untuk dikunjungi oleh wisatawan, mulai dari melakukan snorkeling dan memancing, serta menikmati keindahan serta makanan khas pesisir.
