Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Pupuk Organik: Harapan Berbayang Tantangan Tangkal Krisis Pangan di Sumut

Pemanfaatan pupuk organik sebagai solusi pemenuhan kebutuhan petani Sumut di tengah lonjakan harga pupuk kimia menjadi keniscayaan.
Pemanfaatan pupuk organik sebagai solusi pemenuhan kebutuhan petani Sumut di tengah lonjakan harga pupuk kimia menjadi keniscayaan. / Istimewa
Pemanfaatan pupuk organik sebagai solusi pemenuhan kebutuhan petani Sumut di tengah lonjakan harga pupuk kimia menjadi keniscayaan. / Istimewa

Belakangan ini, situasi global menyebabkan harga pupuk kimia melambung tinggi hampir di seluruh daerah, tak terkecuali Sumut. Pengaruhnya membuat kalangan petani kelimpungan berujung memicu gejolak harga dan stok pangan.

Di tengah situasi itu, Pemprov Sumut menawarkan alternatif lawas yaitu memanfaatkan pupuk organik secara masif. Para petani digiring memanfaatkannya kala harga pupuk kimia melonjak tajam.

Kepala Biro Perekonomian Sekretariat Daerah Pemprov Sumut Naslindo Sirait menyampaikan bahwa wilayahnya sudah memeroleh alokasi pupuk organik subsidi dari pemerintah pusat, tetapi jumlahnya terbilang jauh dari kata cukup.

Pada tahun ini, pemerintah pusat mengalokasikan pupuk organik granul subsidi sebanyak 30.201 ton untuk Provinsi Sumut. Padahal, kebutuhannya tercatat mencapai 520.823 ton. Walhasil, terdapat kekurangan sebanyak 490.622 ton yang sebagian kecil dipenuhi oleh Ezer dan Iwan.

Pemprov Sumut pun berinisiatif menempuh cara lain untuk mendongkrak kapasitas produksi dan penggunaan pupuk organik. Strategi ini melibatkan banyak pihak serta koordinasi antara pemerintah kabupaten/kota hingga bank sentral.

Sebagai langkah awal, Pemprov Sumut telah menggelar evaluasi terhadap program pengembangan pupuk organik, termasuk mencermati hambatan yang ada. Beberapa program yang dievaluasi adalah penyaluran bantuan langsung pupuk organik granul, pupuk organik cair, alat pengolah pupuk organik dan pengoperasian rumah kompos atau Unit Pengolah Pupuk Organik (UPPO).

"Krisis pangan global mendorong perlunya berbagai alternatif dalam rangka pemenuhan kebutuhan domestik, termasuk kebutuhan pupuk. Salah satu caranya adalah dengan pengembangan pupuk organik," ujar Naslindo.

Adapun, Sumut memiliki lahan pertanian pangan seluas 699.262 hektare, lahan pertanian hortikultura seluas 84.623 hektare, dan lahan perkebunan mencapai 1.070.000 hektare. Petani di Sumut berjumlah total 732.065 orang dengan luas lahan mencapai 1.664.062 hektare.

Menurut Naslindo, pengembangan pupuk organik untuk memenuhi keseluruhan lahan di atas bukan perkara mudah. Terdapat berbagai tantangan yang mesti dihadapi.

Pertama, kandungan hara pupuk organik kecil dan bersifat ruah sehingga tingkat kebutuhan yang tinggi akan berdampak pada biaya angkut. Kedua, pupuk organik juga bersifat slow release dan membutuhkan waktu yang lebih lama untuk proses penyerapan. Ketiga, kualitas produk pupuk organik juga sangat bergantung pada bahan baku.

"Sehingga kualitas menjadi sangat beragam. Tantangan lain adalah pemahaman petani masih terbatas tentang pupuk organik sehingga pengembangan dan penggunaan pupuk organik perlu terus diedukasi," kata dia.

Dalam rangka mengembangkan pupuk organik, sambung Naslindo, Pemprov Sumut meminta pemerintah daerah agar menghitung jumlah kebutuhan, baik jumlah kebutuhan terhadap pupuk kimia maupun pupuk organik.

Selain itu, Pemprov Sumut juga akan menghitung sumber daya atau potensi bahan baku pembuatan pupuk organik, termasuk kapasitas produksi serta perhitungan nilai keekonomiannya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper