Bisnis.com, BATUBARA - PT Pertamina bersama PT Pelindo I resmi memulai proyek bunker dan pipa gas di kawasan Kuala Tanjung Multipurpose Terminal (KTMT) senilai Rp124,8 miliar, Jumat (4/12/2020).
Pembangunan sarana dan fasilitas buker bernilai investasi Rp2,2 miliar dan dikelola PT Elnusa Petrofin, anak perusahaan PT Pertamina. Proyek ini tahap awal dari rencana pengembangan terminal BBM (TBBM) di Kawasan Industri Kuala Tanjung.
"Kami akan membangun sarana terminal BBM pada tahap awal ini kami akan membangun fasilitas bunkering nantinya akan dikembangkan sebagai Centralized Field Terminal untuk wilayah Sumbagut," Kata Direktur Utama Pertamina Nicke Widyawati pada acara Grounbreaking Sarana dan Fasilitas Bunker dan Peresmian Jalur Pipa Gas Kuala Tanjung di Area Terminal Multipurpose Kuala Tanjung Pelindo 1 di Batubara, Sumatera Utara, Jumat (4/12/2020).
Sarana dan fasilitas bunker ini memiliki potensi market sekitar 3000 metrik ton per tahun. Untuk operasionalnya, PT Pertamina akan menggunakan tenaga kerja lokal sepenuhnya. Sebanyak 70 persen dari komponen yang digunakan dalam pembangunan ini diklaim menggunakan produk dalam negeri.
Nilai investasi Rp2,2 miliar ini digunakan untuk pengadaan fasilitas tangki BBM bervolume 100 kiloliter, dua unit pompa centrifugal dengan tekanan 250 lpm, satu set metering, satu unit 20Kva genset, satu set shelter, satu set sarana oendukung operasional, satu unit mobil tangki, dan satu unit PTO.
Sementara itu, nilai investasi Pipa Gas Kuala Tanjung berjumlah US$8,66 juta atau Rp122,66 miliar. Pipa gas yang digunakan berdiameter 12 inchi dengan kapasitas 6 Mmscfd dengan panjang 22,5 Km.
Pengelolaan proyek ini diserahkan kepada PT Elnusa. PT DAP dan PT Inalum tercatat penggunakan pipa gas ini untuk operasional perusahaannya. Tujuan pembangunan pipa gas ini untuk melakukan pengangkutan gas LNG Receiving Terminal Arun dari lapangan gas di Aceh untuk kebutuhan industri di Kuala Tanjung.
Tujuan lain yaitu membantu penyediaan energi di kawasan industri Kuala Tanjung dengan pemanfaatan gas bumi dan mendukung program Pemerintah Pusat untuk mempercepat pembangunan Pelabuhan Internasional dan Kawasan Industri Kuala Tanjung.
Direktur Utama PT Pelindo 1 Dani Rusli Utama menyatakan berdirinya TBBM di KTMT adalah langkah awal menjadikan pelabuhan dan kawasan industri Kuala Tanjung sebagai Indonesia’s Logistic & Supply Chain Hub.
Dermaga ini memiliki panjang 500 meter dan lebar 60 meter serta bisa disinggahi kapal raksasa sejenis Very Large Container Carrier (VLCC) dengan bobot 50.000 DWT. KTMT berkapasitas hingga 600.000 TEUs petikemas, 100.000 metrik ton volume curah cair, dan 8 ha area untuk general cargo dan curah kering. Sementara panjang trestle mencapai 2,8 km dan lebar 18,5 meter dengan empat jalur truk.
“Pembangunan tangki BBM untuk bunker akan mengoptimalkan kinerja KTMT dan meningkatkan daya tarik Kuala Tanjung Industrial Estate sehingga akan makin banyak perusahaan yang berinvestasi di sini,” kata Dani, Jumat.
Adapun, Kuala Tanjung Industrial Estate dirancang sebagai kawasan industri modern dan berkelanjutan di wilayah seluas 3.400 hektar dalam beberapa tahap pengembangan. Saat ini Pelindo 1 telah mengantongi izin Penetapan Lokasi (Penlok) dari pemerintah Kabupaten Batubara seluas 1.128 hektar.
Izin ini berpotensi untuk membangun industri petrokimia, semen, sawit, karet, manufaktur, dan produk makanan serta akan menghadirkan lapangan kerja hingga mencapai 65.000 tenaga kerja.
Dani menjelaskan, sejak beroperasi pada tahun 2019, kinerja KTMT terus meningkat. Hal ini berdasarkan bertambahnya kunjungan kapal serta aktivitas bongkar muat petikemas, curah cair, dan general cargo.
Kunjungan kapal sampai dengan November 2020 mencapai 250 call, naik dua kali lipat dibandingkan dengan periode yang sama tahun 2019 sebanyak 108 call. Aktivitas bongkar muat peti kemas di KTMT selama periode Januari - November 2020 mencapai 46.320 box atau setara 48.862 TEUs, naik dua kali lipat dibandingkan tahun sebelumnya.
Adapun, bongkar muat curah cair berupa komoditas CPO dan turunannya mencapai 320.876 ton, tumbuh meningkat dibandingkan capaian tahun 2019 sebanyak 83.700 ton. Sedangkan bongkar muat general cargo sampai dengan November 2020 mencapai 58.890 ton, tumbuh meningkat mencapai 15.970 ton.
“KTMT beroperasi dengan baik dan respon pasar pun positif, didukung dengan hinterland dan Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Sei Mangkei. Adanya tangki BBM untuk bunker akan semakin meningkatkan daya Tarik Kuala Tanjung Port & Industrial Estate bagi para investor dengan potensi market yang cukup besar bagi Pertamina maupun Pelindo 1,” pungkas Dani.