Bisnis.com, MEDAN – PT Bank Pembangunan Daerah Sumetera Utara (Bank Sumut) akan segera menggelar rapat internal dan rapat umum pemegang saham luar biasa (RUPSLB) terkait dengan kosongnya jabatan direktur utama.
Hal itu menyusul pengunduran diri Edie Rizliyanto yang telah ditugaskan oleh Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) menjadi Direktur Utama PT Asuransi Jasa Indonesia (Persero) atau Jasindo per akhir pekan lalu.
“Perseroan akan mengadakan rapat internal dan rapat bersama pemegang saham pengendali, menyikapi pengunduran diri dirut sesuai dengan ketentuan yang ada pada AD/ART perseroan dan juga aturan tata tertib dewan direksi perseroan,” kata Syahdan Ridwan Siregar, Corporate Secretary Bank Sumut kepada Bisnis, Selasa (9/10/2018).
Dia menuturkan Bank Daerah tersebut masih belum menentukan calon pengganti sementara atau pelaksana tugas Dirut. Keputusan tersebut akan ditetapkan dalam RUPSLB yang waktunya akan ditentukan oleh pemegang saham.
Kendati begitu, Syahdan mengatakan kinerja perseroan diharapkan tidak akan terganggu. Pengambilan keputusan dan tugas-tugas Dirut akan dilakukan oleh anggota direksi lainnya.
“Sesuai tata tertib apabila Dirut berhalangan, dapat dijalankan oleh anggota direksi lainnya, jadi tidak ada kendala,” ungkapnya.
Sementara itu, pada pagi tadi anggota direksi Bank Sumut telah melakukan pertemuan dengan Gubernur Sumatera Utara Edy Rahmayadi.
Pertemuan tersebut, kata Syahdan, untuk melaporkan pembahasan penggantian Dirut yang dijadwalkan dalam waktu dekat serta melaporkan perkembangan kinerja Bank Sumut.
Seperti diberitakan sebelumnya, Edie Rizliyanto menyatakan telah mengundurkan diri dari Bank Sumut. “Sesuai SK Menteri BUMN Jumat [5/10] semalam saya ditugaskan di Jasindo, saat yang sama saya resign dari Bank Sumut. Terimakasih atas kerja sama dan dukungan yang baik selama ini, mohon dukungannya selalu saat saya di Jasindo,” kata Edie, Sabtu malam (6/10).
Dalam laporan keuangan per Juli 2018 (unaudited), Bank Sumut melaporkan laba bersih sebesar Rp221,69 miliar, turun dibandingkan dengan posisi Juni 2018 sebesar Rp242,67 miliar. Capaian tersebut juga anjlok 41,2% secara year on year dibandingkan dengan periode Juli 2017 yang bernilai Rp377,39 miliar.
Turunnya laba tersebut disebabkan beberapa faktor, antara lain peningkatan pencadangan dan penyaluran kredit yang belum signifikan.
Perseroan mengalokasikan Rp96,84 miliar untuk cadangan kerugian penurunan nilai (CPKN) surat berharga sehubungan dengan kasus gagal bayar bunga Medium Term Notes perusahaan pembiayaan PT Sunprima Nusantara Pembiayaan. Bank Sumut merupakan salah satu pemegang MTN Sunprima yang berstatus sebagai kreditur separatis (dengan jaminan) dengan nilai tagihan Rp148 miliar.
Selain itu, ada juga porsi cadangan kerugian penurunan nilai (CKPN) untuk kredit Rp156,28 miliar dan aset keuangan lainnya senilai Rp28,17 miliar sehingga total jumlah pencadangan naik menjadi Rp281,29 miliar per Juli 2018.
Dari sisi fungsi intermediasi, total penyaluran kredit dan pinjaman Bank Sumut per Juli 2018 mencapai Rp20,69 triliun, tumbuh 5,9% (year on year/yoy) dibandingkan dengan total penyaluran pinjaman pada Juli 2017 sebesar Rp19,52 triliun.
Namun, apabila dibandingkan dengan realisasi per akhir Desember 2017 yang berjumlah Rp20,64 triliun, penyaluran kredit Bank Sumut dalam tujuh bulan pertama ini hanya tumbuh 0,2% alias cenderung stagnan.
Rendahnya pertumbuhan selama paruh pertama tahun 2018 membuat Bank Sumut akhirnya merevisi target rencana bisnisnya dari semula 10% menjadi 7% pada akhir 2018.