Bisnis.com, MEDAN – PT Bank Pembangunan Daerah Sumatera Utara menyatakan pertumbuhan penyaluran pinjaman dalam tujuh bulan pertama tahun ini masih cenderung stagnan.
Dikutip dari laporan keuangan bulanan per Juli 2018, total jumlah penyaluran kredit Bank Sumut mencapai Rp20,69 triliun, terdiri dari pinjaman yang diberikan dan piutang sebesar Rp18,58 triliun serta pembiayaan syariah sebesar Rp2,11 triliun.
Secara tahunan, realisasi tersebut tumbuh 5,9% (year on year/yoy) dibandingkan dengan total penyaluran pinjaman pada Juli 2017 sebesar Rp19,52 triliun.
Namun, apabila dibandingkan dengan realisasi per akhir Desember 2017 sebesar Rp20,64 triliun, penyaluran kredit Bank Sumut dalam tujuh bulan pertama ini hanya tumbuh 0,2% alias cenderung stagnan.
Melihat realisasi tersebut, Direktur Utama Bank Sumut Edie Rizliyanto menuturkan pihaknya memutuskan merevisi turun target bisnisnya dari semula 10% pada akhir 2018 menjadi hanya 7%.
“Untuk aset kami masih tumbuh hingga hampir Rp32 triliun. Pendanaan kami tumbuh, yang tidak tumbuh adalah kredit, tapi ini bukan hanya kami, perbankan seluruh Indonesia memang sedang berat. Kalau sektor riil tidak tumbuh dan daya beli rendah, tentu orang tidak mau investasi dan minta kredit buat bisnis,” ujarnya kepada Bisnis, belum lama ini.
Meski begitu, Edie masih optimistis kinerja perseroan akan dapat tergenjot dalam empat bulan yang tersisa tahun ini. Beberapa langkah yang dilakukan bank BUKU II tersebut yakni dengan ekspansi di sektor nonproduktif seperti kredit multiguna dan kredit pensiun.
Selain itu, perseroan juga kerja sama dengan perusahaan layanan keuangan berbasis teknologi (financial technology/fintech) untuk meningkatkan pangsa pasar pembiayaan dan pendanaan. Sedikitnya ada tujuh fintech yang telah bekerjasama dengan Bank Sumut.
Dia juga berharap ada upaya percepatan pemulihan sektor riil di Sumut. “Kami usahakanlah [mencapai target 7%], masih ada 4 bulan, makanya kami ekspansinya di kredit pensiun dan multiguna. Karena kalau di sektor produktifnya sudah berat.”