Bisnis.com, MEDAN – Guna memacu kinerja, PT Bank Pembangunan Daerah Sumatera Utara menggandeng tujuh perusahaan teknologi layanan keuangan (financial technology).
Direktur Utara Bank Sumut Edie Rizliyanto mengatakan strategi tersebut dilakukan demi meningkatkan pangsa pasar baik dari sisi kredit, pembiayaan, dan gadai. Selain itu, perseroan juga berharap dapat mengerek dana pihak ketiga (DPK) terutama dana murah seperti tabungan dan giro.
“Kami lakukan ini untuk tingkatkan market share baik dari kredit, pembiayaan maupun gadai dan dana masyarakat, khususnya CASA [current account saving account],” kata Edie di Medan, Senin (27/8/2018).
Adapun, ketujuh fintech yang telah bekerjasama dengan Bank Sumut antara lain Iglobal untuk bidang pendidikan serta IndoAlliz dan Doku untuk bidang pembayaran / uang elektronik. Selain itu ada juga Infokes untuk bidang kesehatan, Investree untuk layanan peer to peer lending serta Pinjam.co.id.
Dia melanjutkan, kolaborasi tersebut bukan sekadar untuk mengikuti tren. Menurutnya, bisnis perbankan berpotensi mengalami disrupsi oleh perkembangan fintech, kendati saat ini porsinya masih jauh lebih kecil dibandingkan dengan perbankan.
“Ini bukan ikut tren, tetapi memang sudah jadi keharusan. Karena ke depan tugas bank sebagai perantara itu sudah banyak dilakukan oleh fintech, makanya supaya bisnis kami tidak tergerus, kami pandang kolaborasi ini sangat penting,” tambahnya.
Bank beraset Rp31,9 triliun mengincar pertumbuhan jumlah nasabah yang lebih signifikan lewat kerja sama dengan fintech tersebut.
Edie menyebutkan kolaborasi tersebut ditargetkan dapat mulai aktif pada tahun ini. Dia tak menutup kemungkinan untuk menggandeng perusahaan-perusahaan teknologi keuangan lainnya untuk mengembangkan aplikasi berikutnya.
“Kami sudah melakukan MoU dan perjanjian kerja sama, tinggal membahas teknisnya. Masih ada beberapa yang lain [di luar 7 fintech tersebut], tapi kami selesaikan yang 7 itu dulu, mudah-mudahan bisa go live tahun ini,” ungkapnya.