Bisnis.com, PALEMBANG – Bank Sumsel Babel menggenjot penyaluran kredit usaha rakyat atau KUR untuk mendukung pengembangan sektor UMKM dan koperasi di daerah itu dengan target sebanyak Rp70 miliar pada tahun ini.
Direktur Utama Bank Sumsel Babel, M. Adil, mengatakan sebagai bank pembangunan daerah, pihaknya ingin berperan aktif dalam pengembangan sektor tersebut.
“Dengan adanya program ini diharapkan bagi UMKMK yang feasible namun belum bankable karena keterbatasan agunan bisa mendapat akses kredit dari bank,” katanya, Senin (26/3/2018).
Adil mengatakan progam KUR dengan bunga murah 7% per tahun telah diluncurkan Bank Sumsel Babel pada awal November tahun 2017, setelah melakukan MOU dengan Kementerian Keuangan.
Menurut dia, penyaluran kredit dengan bunga subsidi pemerintah itu mulai menggeliat pada dua bulan terakhir.
Dia mengemukakan selama Januari – Februari 2018 perusahaan sudah menyalurkan KUR senilai Rp17,60 miliar yang terdiri dari sektor ekonomi usaha pertanian Rp16 miliar dan sektor ekonomi usaha perikanan Rp1,60 miliar.
“Terdapat 283 debitur yang telah menyerap KUR kami, baik untuk KUR retail maupun KUR mikro,” katanya.
Adil menjelaskan untuk KUR mikro, calon debitur bisa mendapat plafond kredit maksimal Rp25 juta dengan tanpa agunan tambahan atau hanya melihat usaha yang dibiayai.
Sementara untuk KUR retail, dengan plafond kredit di atas Rp25 juta dan paling banyak Rp500 juta, perlu menyertai usaha yang dibiayai dan wajib menyediakan agunan tambahan.
Sebelumnya, Direktur Pengawasan Lembaga Jasa Keuangan OJK Kantor Regional 7 Sumbagsel, Sabil, mengatakan pemerintah memang mendorong KUR di Sumsel untuk sektor pertanian, perikanan dan kelautan.
“Sektor usaha [perdagangan] juga ada tapi kan target pemerintah mendorong ke sektor prioritas,” ujarnya.
Menurutnya, pihaknya tidak menemukan kendala penyaluran KUR karena perbankan telah memiliki banyak jaringan kantor di daerah. Selain itu masyarakat juga banyak membutuhkan.
OJK KR 7 mencatat penyaluran KUR pada 2017 mencapai Rp2,28 triliun atau berkontribusi 2,36% terhadap penyaluran KUR secara nasional.
“Memang kontribusinya rendah karena aset perbankan di Sumsel juga sekitar 2% dari pangsa pasar industri perbankan nasional jadi masih in line,” katanya.