Bisnis.com, PALEMBANG -- Badan Ekonomi Kreatif atau Bekraf meminta perbankan tidak hanya menyalurkan pembiayaan ke sektor ekonomi kreatif unggulan seperti kriya dan kuliner melainkan menyeluruh ke subsektor ekonomi kreatif lainnya yang selama ini belum disentuh perbankan.
Kepala Subbagian TU Akses Perbankan Bekraf, Eka Pan Lestari, mengatakan pembiayaan dari perbankan kepada subsektor ekonomi kreatif mencapai Rp5.220 triliun pada 2017.
"Namun pembiayaan itu masih banyak diserap subsektor unggulan yang punya produk tangible, seperti kriya, fesyen dan kuliner. Kami ingin perbankan tidak hanya fokus di tiga sektor ini," jelasnya di sela acara Business Matching 2018 di Palembang, Selasa (20/3/2018).
Eka menjelaskan terdapat 16 subsektor ekonomi kreatif yang bergerak di Indonesia. Pihaknya ingin perbankan juga melirik potensi pembiayaan terhadapnya subsektor yang intangible seperti animasi, startup agar juga dilirik perbankan.
Oleh karena itu, kata Eka, Bekraf tidak mematok target pertumbuhan pembiayaan perbankan yang lebih tinggi pada tahun ini melainkan fokus pada penyebaran kredit agar menyeluruh ke 16 subsektor yang ada.
Dia menjelaskan pihaknya telah berupaya mempertemukan pelaku ekonomi kreatif dengan perbankan. Bahkan Bekraf telah menjalin MoU dengan bank pelat merah, yakni Bank Mandiri, BNI, BNI Syariah dan BRI Syariah terkait pembiayaan melalui skema KUR maupun kemitraan.
"Kami sekarang juga menyasar perbankan swasta karena biasanya dianggap lebih berani menggarap sektor-sektor lain, seperti start up, mereka [bank swasta] lebih fleksibel," jelasnya.
Dalam waktu dekat, kata Eka, Bekraf akan menjalin MoU dengan Maybank untuk pembiayaan bagi pelaku ekonomi kreatif.
Sementara itu Pemimpin Sentra Kredit Kecil BNI Cabang Palembang, Ferry Emiriza, mengatakan pihaknya terbuka terhadap seluruh subsektor ekonomi kreatif yang ada.
"Yang pasti harus feasible. Kami juga harus melihat bagaimana alur kas subsektor dan jenis usaha tersebut seperti apa karena [ekonomi kreatif] itu unik," katanya.