Bisnis.com, BATUSANGKAR - Pemerintah Kabupaten Tanah Datar, Sumatra Barat, memperkenalkan kawasan budi daya melon yang dilakukan dengan sistem teknologi smart screen house di Desa Guguak Malalo, Kecamatan Batipuh Selatan, dan diklaim menjadi ekowisata yang bisa dikunjungi di Tanah Datar.
Bupati Tanah Datar Eka Putra mengatakan pertanian modern merupakan solusi untuk menjadikan suatu kawasan agar bisa produktif, dengan demikian akan dapat mendorong perekonomian masyarakat kedepannya.
"Pertanian menjadi salah satu sektor utama dalam menyokong perekonomian, sehingga sektor ini menjadi perhatian khusus pemerintah untuk terus ditingkatkan, terutama melalui konsep modern ini,” katanya dari keterangan resmi, Senin (26/5/2025).
Dia menjelaskan budi daya dengan sistem smart screen house itu, sebenarnyak telah dimulai di Tanah Datar sejak tahun 2024 lalu. Bahkan Pemkab sudah membangun 19 screen house yang tersebar di beberapa wilayah yang ada di Tanah Datar, 7 diantaranya untuk tanaman melon.
Dikatakannya smart farming atau pertanian pintar adalah konsep pertanian yang memanfaatkan teknologi canggih untuk meningkatkan efisiensi, produktivitas, dan keberlanjutan dalam proses produksi pertanian. Di Tanah Datar, hal tersebut juga bisa diterapkan, terlebih banyak masyarakat di daerah itu yang telah lama terjun menjadi petani, baik itu sayur-sayuran maupun buah-buahan.
"Konsep ini melibatkan penggunaan teknologi digital, untuk itu petani kami sudah harus melek terhadap kemajuan teknologi,” ujar dia.
Baca Juga
Eka menyampaikan panen melon tersebut, merupakan bukti bahwa hasil budi daya sistem smart screen house telah mampu memanen buah premium melon dengan berat rata rata-rata berkisar 1 sampai 1,5 kg.
Selain itu, kata bupati, untuk pemasaran buah melon sudah banyak permintaan dari provinsi Medan dan provinsi Riau dengan harga yang menjanjikan.
Oleh karena itu, Eka berharap kepada kelompok tani untuk bersama-sama fokus, karena sistem budi daya menggunakan smart screen house ini tidak terganggu dengan cuaca, seperti erupsi gunung Marapi, seharusnya produktivitas bisa ditingkatkan.
Kepala Dinas Pertanian Sri Mulyani menambahkan pada awal tahun 2024 lalu Dinas Pertanian Tanah Datar melalui Dana Alokasi Khusus (DAK) telah membangun 19 screen house terdiri dari 7 untuk tanaman melon dan 12 untuk tanaman cabai.
Dikatakannya ada sebanyak 7 screen house yang ditanami melon, untuk panen di Guguak tersebut merupakan lokasi panen ke-4 yang sebelumnya di Lima Kaum, Andaleh Batipuh, Paninjauan X Koto. Dia berharap selanjutnya budi daya melon akan ada di Padang Ganting, Lintau dan Sungayang.
“Meski hasil panen melon dari Tanah Datar belum begitu banyak, tapi melon ini sudah mengisi pangsa pasar di Kota Medan dan juga Kota Pekanbaru. Dimana permintaan rata-rata dengan bobot premium berkisar 1-1,5 kg dengan harga Rp25.000 per kilogram,” jelasnya.
Disampaikannya lagi, khusus untuk screen house Malalo tersebut, panennya lebih kurang menghasilkan 1.250 buah dengan populasi 625 polybag per 2 pohon. Bobot berkisar antara 1 - 1,5 kg dengan tingkat kemanisan 13 Brix.
Sementara itu, Ketua Kelompok Tani Kandang Gajah Suhermen Malin menyampaikan tercapainya hasil panen yang baik saat ini, adanya bimbingan yang diberikan dinas pertanian untuk menanam melon melalui konsep modern smart screen house.
“Bagi kami ilmu budi daya dengan sistem teknologi itu sangat berharga. Target ke depan kami ingin meningkatkan perekonomian masyarakat dari bertani melon ini,” sebut Suhermen.