Bisnis.com, PALEMBANG — Hasil pengujian sampel untuk mengetahui penyebab ratusan siswa di Kabupaten Pali, Sumatra Selatan keracunan setelah menyantap sajian program Makan Bergizi Gratis (MBG) telah keluar.
Plt Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Pali Andre Fajar Wijaya mengatakan bahwa dari hasil pengujian itu didapatkan dua sampel yang menujukan nilai baku melebih ambang batas.
Keduanya didapat dari sampel tempe dan juga sampel air yang digunakan di SPPG yang menyalurkan makanan program MBG tersebut.
“Iya, sudah keluar dan kita terima hasil laboratorium pada 15 Mei 2025,” katanya, dikutip Minggu (18/5/2025).
Dia menjelaskan pada sampel tempe di temukan hasil bahwa stapylococus aerous melebih nilai baku mutu dengan hasil 45.000 CFU per gram.
Padahal nilai baku mutu yang sesuai dengan aturan Permenkes RI Nomor 02/2023 seyogyanya berada di bawah 100 CFU per gram.
Baca Juga
“Untuk sampel lainnya masih dibawah baku mutu. Secara mikrobiologis maupun kimiawi jika stapylococus aerus melebihi ambang batas bisa menyebabkan keracunan atau penyakit pada manusia,” jelas dia.
Selain itu, sampel yang juga ditemukan melebihi nilai ambang batas, yaitu coliform dan E-coli pada air.
"Air bersih yang berasal dari sumur bor dan air PAM hasilnya total coliform dan E-coli melebihi nilai baku mutu," kata Andre.
Adapun, beberapa sampel lain yang juga dikirim namun dinyatakan aman diantaranya nasi, ikan tongkol suwir, sayur labu jagung. Selain itu, dikirim juga sampel berupa muntahan siswa yang keracunan untuk diperiksa.
“Untuk sampel berupa nasi, ikan tongkol suwir, sayur labu jagung, tempe goreng hasilnya negatif formalin, salmonella, shigella, vibrio cholera. Dan E-coli [pada lauk] masih dalam batas nilai baku mutu," tutupnya.